Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Langkah Mencegah Penularan Virus Cacar Monyet

image-gnews
ilustrasi cuci tangan (pixabay.com)
ilustrasi cuci tangan (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penyakit langka, monkeypox atau cacar monyet hadir di negara tetangga, Singapura. Meski cacar sebenarnya telah dibasmi oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sejak 1980, rupanya penyakit sejenis masih berkembang di daerah di desa-desa di wilayah Afrika Barat dan Afrika Tengah.

BacaFakta tentang Cacar Monyet, Awalnya dari Afrika Tengah

Melansir dari punchng.com, kehadiran monkeypox di Singapura dibawa oleh seorang pelancong asal Afrika. Kini, pria yang tidak disebutkan namanya itu sudah berada di sebuah ruang isolasi di Pusat Penyakit Menular Nasional Singapura.

Meski penularan antara manuisia dengan manusia sangat terbatas, itu tak melepas kemungkinan bahwa orang yang berinteraksi dengannya dapat tertular. Sebab, penyakit yang disebabkan oleh orthopoxvirus ini dapat ditularkan melalui kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan, luka pada kulit, atau objek yang telah terkontaminasi cairan tubuh penderita.

Penyakit ini sebenarnya berkembang di Afrika, tapi sempat menyebar ke beberapa negara lain seperti Amerika Serikat dan Inggris. Sebagai bentuk pencegahan, berikut adalah beberapa cara mudah yang dapat Anda lakukan, seperti yang dilansir dari CDC, Medicinenet dan sebuah rilisan dari Kementerian Kesehatan RI.

1. Menjauhkan diri dari pasien

Virus yang menyebabkan cacar monyet tidak hanya dapat ditularkan oleh manusia, namun juga hewan liar. Biasanya hewan yang terinfeksi virus ini adalah tikus dan monyet, kebanyakan yang berasal dari Afrika. Ketika virus ini menyerang manusia, gejalanya antara lain ruam di sekujur tubuh yang nantinya akan berubah menjadi bintil berisi cairan dan nanah. Untungnya, Kementerian Kesehatan mengonfirmasi bahwa kasus ini belum pernah ditemukan di Indonesia.

2. Menerapkan perilaku hidup bersih

Pola hidup bersih dipercaya dapat membuat Anda terhindar dari penyakit cacar monyet ini. Imbauan pemerintah Indonesia ialah dengan sering mencuci tangan. Bukan hanya dengan air saja, namun juga dengan sabun. Opsi lain adalah dengan senantiasa membawa gel pembersih tangan atau hand sanitizer bersama Anda. Pastikan selalu menggunakannya berulang, dan memilih yang memiliki kandungan alkohol sebagai pembunuh kuman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Membatasi konsumsi daging mentah

Daging dan darah hewan liar yang telah terjangkit orthopoxvirus dapat menularkan penyakit cacar monyetnya pada Anda. Oleh karena itu, pemerintah RI juga mengimbau agar masyarakat saat ini mengurangi konsumsi daging yang mentah ataupun tidak dimasak dengan baik. Bagi mereka di pedalaman, mengkonsumsi hasil buruan dari hewan liar juga tidak disarankan.

4. Melakukan vaksinasi

Hingga kini, vaksin yang dikhususkan untuk cacar monyet belum tersedia. Namun WHO menyatakan bahwa vaksin untuk cacar biasa dipercaya dapat mengurangi resiko Anda terkena cacar monyet atau secara spesifik, angka keberhasilannya mencapai 85 persen. Karena tujuannya sebagai pencegahan, vaksinasi harus dilakukan sebelum dan bukan sesudah terjangkit cacar monyet.

BacaPasien Penderita Monkeypox di Singapura Dalam Kondisi Stabil

5. Petugas medis harus selalu menggunakan pelindung

Petugas medis sangat mungkin terjangkit penyakit yang diderita pasiennya. Tak terkecuali cacar monyet ini. Sehingga, pemerintah dan banyak lembaga masyarakat menyarankan agar para petugas medis senantiasa menggunakan pelindung berupa sarung tangan dan baju pelindung. Secara lebih detail, mereka juga dapat mengikuti aturan Personal Protective Equipment (PPE) atau alat pelindung diri di dunia medis.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | PUNCHNG.COM | CDC | MEDECINENET

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

9 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

10 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

10 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

13 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

14 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

16 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

17 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

18 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

18 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

21 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.