Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cacar Monyet versus Cacar Air, Apa saja Perbedaannya?

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Penyakit monkeypox. Sumber: Wikipedia
Penyakit monkeypox. Sumber: Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Cacar monyet atau monkeypox menjadi perhatian masyarakat Indonesia setelah kasusnya ditemukan di Singapura pada 8 Mei 2019. Dibandingkan dengan cacar air, cacar monyet jarang ditemukan. Di Indonesia kasus ini belum pernah ditemukan.

Baca juga: Perlu Periksakan Diri Setelah ke Negara Terjangkit Cacar Monyet?

Banyak yang mengira cacar monyet (monkeypox) tidak jauh beda dengan cacar air karena memang tampak mirip. Namun, sebenarnya kedua penyakit ini berbeda dari sisi jenis virus dan cara penularannya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui lamannya menyebut penyakit ini disebabkan virus zoonosis langka yang ditularkan dari hewan ke manusia. Media penularannya antara lain kontak darah, cairan tubuh, lesi kulit atau mukosa hewan yang terinfeksi.

Sementara cacar air disebabkan virus Varicella zoozter dan biasanya ditularkan melalui pernapasan dan kontak langsung dengan lesi orang yang terinfeksi.

Penderita jenis cacar monyet yang endemik di desa-desa Afrika Tengah dan Barat itu biasanya mengalami sejumah gejala yang berlangsung 14-21 hari. Gejala ini antara lain demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit punggung, mialgia (nyeri otot) dan asthenia yang intens (kekurangan energi).

Penderita juga biasanya mengalami ruam kulit di wajah dan menyebar di tempat lain di tubuh. Ruam umumnya diiikuti munculnya kerak.

Sementara gejala penderita cacar air relatif sama seperti demam, nafsu makan berkurang dan mual. Mereka juga umumnya memiliki ruam merah kecil di beberapa bagian tubuhnya dan gatal.

Ruam ini muncul 10 hingga 21 hari setelah terpapar virus dan biasanya berlangsung sekitar lima hingga 10 hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cacar monyet hanya dapat didiagnosis secara pasti melalui pemeriksaan laboratorium khusus dengan sejumlah tes yang berbeda.

Saat ini tidak ada perawatan khusus atau vaksin yang bisa mencegah infeksi virus cacar monyet. Padahal di masa lalu, vaksinasi terbukit 85 persen efektif mencegah cacar. Setelah cacar monyet bisa terkendali vaksin ini tidak lagi tersedia.

Pada kasus cacar air, dokter biasanya meresepkan obat untuk mengurangi keparahan cacar air dan jika perlu mengobati komplikasi.

Berbeda dari cacar monyet, ada vaksin cacar air (varicella) sebagai cara terbaik untuk mencegahnya.

Demi mencegah penularan virus penyebab cacar monyet, sebaiknya hindari kontak dengan tikus dan primata. Batasi konsumsi darah dan daging yang tidak dimasak dengan baik.

BacaFakta tentang Cacar Monyet, Awalnya dari Afrika Tengah

Selain itu, jangan dulu melakukan kontak fisik orang yang terinfeksi atau bahan yang terkontaminasi. Sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya perlu Anda pakai saat menangani hewan yang sakit atau jaringannya yang terinfeksi.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

3 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

4 hari lalu

Cacar monyet. WHO
Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

14 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

15 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

15 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

17 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

19 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

20 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

22 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

23 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.