TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang yang menjadikan puasa Ramadan sebagai momen untuk menurunkan berat badan. Agar penurunan berlangsung cepat, jatah makan pun dipangkas. Bahkan ketika sahur hanya minum air putih. Meskipun cepat mencapai berat badan ideal, cara ini ternyata berdampak bagi tubuh.
Baca juga: Terapi Air Putih ala Jepang Efektif Turunkan Berat Badan?
Pakar gizi klinis Halodoc dr. Jovita Amelia, MSc, Sp.GK mengatakan bahwa air putih memang baik untuk tubuh. Minum air putih dalam jumlah yang cukup, setidaknya 8 gelas atau dua liter per hari, saat buka dan sahur mencegah tubuh dehidrasi.
Tapi, air putih saja tidak dapat memenuhi kebutuhan kalori selama berpuasa. Tubuh membutuhkan asupan makanan dengan gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin mineral. Makanan tersebut akan diubah menjadi energi untuk beraktivitas.
“Saat beraktivitas, tubuh membutuhkan energi yang didapat dari makanan. Jika tidak ada sumber energi maka tubuh akan menggunakan cadangan energi yang ada di tubuh kita,” kata Jovita kepada Tempo, Senin, 20 Mei 2019.
Cadangan energi yang ada di tubuh antara lain jaringan lemak. Jaringan lemak ini akan dipecah menjadi energi sehingga Anda tetap bisa beraktivitas. Itu sebabnya, berat badan akan cepat turun ketika sahur tidak makan.
Jovita mengatakan, sahur dengan air putih juga membuat kadar gula darah rendah. “Dan jika kadar gula darah rendah maka tentu kita akan lemas, mengantuk, dan sulit berkonsentrasi,” ujar dia.
Ia menambahkan, dalam sehari setiap orang perlu memenuhi kebutuhan kalori basal harian agar tubuh memiliki energi untuk melakukan fungsi vitalnya. Kalori basal ini dihitung berdasatkan tinggi dan berat badan, juga usia dan aktivitas fisik.
Baca juga:
Puasa Ramadan, Jangan Lupa Perhatikan Asupan Air Putih yang Tepat
“Jika hanya makan satu kali sehari (hanya makan malam) biasanya tidak dapat memenuhi kebutuhan harian,” kata Jovita.