TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum berusia setahun, gejala autisme pada bayi dapat dikenali dari caranya berinteraksi. Anak yang memiliki kecenderungan autisme biasanya tidak berupaya berkomunikasi dan tidak menunjukkan gestur khas bayi seperti tertawa melambaikan tangan, dan mengedipkan mata saat diminta.
Baca juga: Pestisida Tingkatkan Risiko Autisme? Tilik Penelitiannya
Baca Juga:
Gejala-gejala yang ditunjukkan memang tidak langsung membuktikan bahwa seorang anak mengidap autisme. Butuh pemeriksaan lebih lanjut yang didasarkan atas munculnya gejala-gejala tersebut untuk menegakkan diagnosis autisme pada anak.
“Itu adalah hal-hal yang perlu diketahui untuk menentukan apakah dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut terhadap sang bayi,” kata Mandi Silverman, PsyD, MBA, Direktur Senior di Pusat Autisme di the Child Mind Institute, organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk membantu orang tua yang mempunyai anak dengan gangguan kesehatan mental dan gangguan tumbuh kembang.
Lantas apa yang harus dilakukan jika anak menunjukkan satu atau lebih gejala-gejala autisme? Thomas Frazier, PhD, psikolog klinis, peneliti autisme, dan kepala peneliti di organisasi Autism Speaks menyarankan agar Anda segera berkonsultasi dengan dokter anak. Ketika Anda datang dengan membawa informasi mengenai gejala-gejala autisme yang muncul secara konsisten, maka dokter akan mengevaluasi dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan.
“Kami memiliki bukti yang menunjukkan semakin cepat Anda bisa mendapatkan diagnosis, semakin cepat pula Anda dapat melakukan penanganan dan intervensi pada perkembangan dan perilaku anak,” kata Thomas Frazier. Orang tua perlu bekerja sama dengan tenaga profesional dalam memberikan terapi dan intervensi dini yang tepat pada anak yang didiagnosa mengalami autisme.
Baca juga: 8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi
Intervensi dini dimaksudkan membantu bayi Anda mengatasi gejala autisnya dan bahkan mungkin menyembuhkannya. Seiring bertambahnya usia anak Anda, intervensi mungkin termasuk terapi wicara, terapi okupasi, konseling kesehatan mental, dan apa pun yang menurut para ahli akan membantu anak Anda berkembang. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas hidup anak semaksimal mungkin.
“Membuat gejala lebih mudah dikelola dan meningkatkan kualitas kehidupan anak semaksimal mungkin," kata Mandi Silverman.