TEMPO.CO, Jakarta - Pendaftaran penerimaan mahasiswa baru jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau SBMPTN 2019 telah resmi dibuka. Ini berarti, mulai 11 hingga 24 Juni 2019, para peserta dapat memilih dua program studi yang diinginkan di seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia.
Baca: Peminat 7 Jurusan SBMPTN di ITB Tidak Boleh Buta Warna
Baca Juga:
Pada saat seperti ini, dukungan dan arahan dari orang tua untuk anak sangatlah penting. Sebab, dengan banyaknya pilihan, anak tentu akan merasa bingung dan cemas. Namun sayangnya, sadar maupun tidak, banyak orang tua yang justru melakukannya dengan tidak benar.
Melansir dari The Spruce dan Huffington Post, berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam membantu anak menentukan pilihan.
1. Menyediakan informasi
Sebagian orang tua terlalu sering memberikan tuntutan agar anaknya menempuh pendidikan pada jurusan dan Universitas tertentu. Namun, hal ini bukanlah sesuatu yang benar. Sebaliknya, orang tua justru harus menyediakan banyak informasi yang dapat membantu membukakan wawasan pada anak. Dengan demikian, mereka dapat lebih mengerti secara luas dan diyakinkan lagi mengenai jurusan dan pilihan Universitas yang akan dituju.
2. Mencari tahu minat anak
Selain menyediakan informasi, mencari tahu minat anak juga adalah hal yang penting. Dalam hal ini, pastikan Anda mengerti apa yang disukainya. Tak selalu harus yang berbau akademis, namun ini juga dapat berupa hobi seperti menggambar atau bermain alat musik. Jangan lupa, patahkan stereotip pada anak bahwa orang-orang sukses hanya terbentuk dari hitung-hitungan. Namun, pertimbangkan musisi dan seniman handal yang juga berhasil sebagai bentuk gambaran.
Baca: UI Gelar SBMPTN Info Day Sabtu Ini
3. Bersikap suportif
Apabila anak Anda sudah menentukan pilihan, berilah dukungan penuh. Jangan justru menganggap rendah dengan umpatan ‘mau jadi apa kalau sudah lulus?’ atau ‘itu jurusan dan Universitas yang tidak jelas’. Dengan hal ini, anak akan merasa tidak didukung dan akhirnya berdampak pada masa depannya kelak. Sebaliknya, biarkan mereka bertanggung jawab dengan keputusan mereka dan belajar menghadapi kompleksitas realita di dunia.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | THESPRUCE | HUFFINGTONPOST