Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menakar Risiko Rokok, Vape, dan Iqos: Perhatikan Dosisnya

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi rokok elektrik atau vaping dan rokok tembakau atau konvensional. Shutterstock
Ilustrasi rokok elektrik atau vaping dan rokok tembakau atau konvensional. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, JakartaRokok elektrik atau vape diklaim dapat membantu mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok dengan cara konvensional (rokok terbuat dari tembakau yang dibakar). Vape dianggap dapat menghilangkan kecanduan sekaligus memiliki risiko lebih kecil dibandingkan dengan rokok konvensional.

Baca juga: Ingin Berhenti Merokok? Coba Konsumsi 5 Makanan dan Minuman Ini

Selain vape, muncul pula produk tembakau yang dipanaskan tanpa dibakar menggunakan perangkat yang disebut Iqos. Produk keluaran Philips Morris ini belum dipasarkan di semua negara. Badan Pengawas Obat dan Makanan atau FDA Amerika Serikat baru meloloskannya pada akhir April 2019 setelah melalui masa uji selama dua tahun.

Penting diketahui bahwa rokok, vape, maupun Iqos memiliki risiko kesehatan meskipun dosis nikotin yang terkandung di dalamnya berbeda-beda. Dikutip dari Time, Iqos bekerja dengan mamanaskan batang berisi tembakau untuk menghasilkan aerosol kaya nikotin.

FDA menilai produk itu menghasilkan racun lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional. Meski telah mengantongi izin, FDA belum menganggap produk tersebut aman. Sebab, semua produk tembakau berpotensi berbahaya dan membuat ketagihan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ERJ Open Research, mengamati efek uap in vitro yang dihasilkan oleh perangkat Iqos, rokok konvensional, dan vape pada sel di paru-paru dan saluran udara. Hasilnya, para peneliti menemukan ketiga produk tersebut sama-sama menyisakan racun pada sel paru-paru.

"Kami mengamati tingkat toksisitas seluler yang berbeda dengan semua bentuk paparan dalam sel paru-paru manusia. Yang jelas adalah semua produk itu sama beracunnya bagi sel," kata Sukhwinder Sohal, PhD, salah seorang penulis penelitian dan peneliti ilmu kesehatan di Respiratory Translational Research Group University of Tasmania, seperti dikutip Health Line pada 15 Februari 2019.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Head of Corporate Communications PT HM Sampoerna Tbk, perusahaan yang berafiliasi dengan Philip Morris International, Inasanti Susanto, mengatakan hasil penelitian yang menyatakan Iqos dan rokok elektrik memiliki racun yang sebanding dengan rokok konvensional tidak bisa serta merta diterima karena ada satu unsur lagi yang harus dipertimbangkan, yakni dosis penggunaannya.

“Harus ada informasi mengenai jumlah dosis asap rokok maupun aerosol rokok elektrik atau aerosol Iqos yang masuk ke dalam sel tubuh manusia untuk mengetahui dosis ekuivalen yang digunakan," kata Inasanti dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo. "Jumlah dosis tersebut sangat penting untuk dapat membandingkan produk-produk tersebut secara akurat."

Baca juga: Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Kiper Timnas Ajak Tinggalkan Rokok

Dia menambahkan bukti ilmiah yang terdiri dari data klinis, kandungan kimia aerosol, dan data non-klinis yang dipegang Philip Morris International, menunjukkan peralihan ke Iqos memiliki bahaya yang lebih rendah dibandingkan melanjutkan konsumsi rokok konvensional. Meski begitu, penggunaan Iqos, tidak otomatis melepaskan ketergantungan dan tidak bebas risiko.

TIME | HEALTH LINE 


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

1 hari lalu

Ilustrasi bahaya rokok/ganja. Shutterstock
Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

2 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

6 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

7 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

14 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

14 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

16 hari lalu

Ilustrasi pedagang/warung rokok eceran. shutterstock.com
Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.


Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

16 hari lalu

Ilustrasi balita mudik. shutterstock.com
Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

Pakar kesehatan mengingatkan orang tua untuk memperhatikan daya tahan tubuh balita saat mudik mengingat kondisi cuaca yang sedang tak baik.


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

16 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

19 hari lalu

Wem Pratama, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, diamankan usai mengaku telah membunuh ibu kandungnya. TEMPO/Istimewa
Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.