TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi menginjak usia yang ke-58 tahun pada hari ini, 21 Juni 2019. Tak seperti orang-orang pada umumnya yang antusias untuk segera merayakannya, Jokowi justru tidak demikian. Dalam akun Instagramnya, ia mengaku tidak pernah merayakan ulang tahun.
Baca: Doa dan Harapan Jokowi di Hari Ulang Tahun ke-58
Lalu, apakah kira-kira alasan orang tidak merayakan ulan tahun? Psikolog Reni Akbar Hawadi pun mencoba menjabarkannya. Ia membagi penjelasannya berdasarkan dua hal, yakni gender dan secara umum. Untuk gender sendiri, Reni mengatakan bahwa terdapat perbedaan yang mencolok antara pria dan wanita, khususnya dalam hal kerja otak.
Menurutnya, bagi para pria, peristiwa seperti hari ulang tahun dan pernikahan bukanlah hal yang penting. Sehingga, otak pria pun pada hakikatnya diinstruksikan untuk mengabaikan kejadian tersebut. “Itulah kenapa, wanita suka marah karena dikira pasangannya tidak peka. Padahal memang itu yang natural dan terjadi pada kerja otak pria,” katanya saat dihubungi TEMPO.CO pada 21 Juni 2019.
Sedangkan secara umum, Reni menjelaskan mengenai sebuah tujuan tertentu yang seorang individu ingin raih. Biasanya, ini akan mengacu pada keinginan untuk meminimalisir ekspektasi dan kecemburuan sosial. Reni mengatakan bahwa norma sosial yang berlaku dalam masyarakat mengenai ulang tahun tentu pesta dan perayaan. Entah terjadi pada orang terkenal maupun orang biasa, pasti teman-teman akan menunggu undangan dari acara.
Namun, dengan meniadakan pesta, ini pun menjadi bahan pembelajaran agar ekspektasi dan kecemburuan sosial orang-orang sekitar lenyap. “Karena kita tidak bisa menentukan pola pikir orang lain. Ada yang membayangkan pesta yang meriah, ada juga yang kalau nantinya terealisasi jadi cemburu. Sehingga inilah mengapa seseorang tidak merayakan ulang tahunnya,” katanya.
Baca: Jokowi Ulang Tahun, Selebritas: Sugeng Tanggap Warso, Pak
Pada akhirnya, ia mengatakan bahwa tidak ada yang salah dari seseorang yang enggan merayakan hari ulang tahunnya. Sebab, hal tersebut sebenarnya kembali lagi kepada individu masing-masing. “Kalau dirasa penting dan ingin merayakan ya sah-sah saja. Tapi kalau ada alasan-alasan tertentu seperti yang saya sudah katakan, juga tidak mengapa,” katanya.