TEMPO.CO, Jakarta - Nama Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah kembali menjadi buah bibir setelah menjadi pembimbing Deddy Corbuzier mempelajari Islam. Ia juga dipilih Deddy Corbuzier untuk menuntunnya mengucapkan dua kalimat syahadat pada Jumat, 21 Juni 2019.
Baca juga: Deddy Corbuzier Masuk Islam, Intip Kedekatannya dengan Gus Miftah
Gus Miftah berbeda dari kebanyakan pendakwah. Bukan hanya pilihan lokasi dan audiensnya yang sering kali di luar kebiasaan, tapi juga penampilannya yang nyentrik. Berambut gondrong, pendiri Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman ini sering mengenakan kacamata hitam dan blangkon atau penutup kepala khas Jawa.
Bicara soal gaya berpakaiannya, Gus Miftah mengaku tidak nyaman mengenakan dress code atau aturan berbusana tertentu. Gaya busananya saat ini membuat ia lebih leluasa ketika masuk ke berbagai komunitas juga lokasi berdakwah di kawasan marjinal. “Saya menyesuaikan audiens. Kadang pakai sarung, kadang pakai celana,” kata Gus Miftah kepada Tempo pada 2018 lalu.
Meski tidak punya aturan berbusana tertentu seperti pendakwah pada umumnya, ia mengakui bahwa masyarakat mengenalnya dengan tiga ciri khas, yaitu rambut gondrong, dan pakai kacamata. Gayanya ini sangat berbeda dengan pendakwah yang umumnya mengenakan sarung, baju koko, dan peci, atau gamis dan sorban.
“Jadi, alangkah sangat naifnya seseorang takut tidak dipanggil kiai gara-gara tidak pakai peci dan sarung,” kata Gus Miftah yang memiliki jemaah pengajian dari PSK hingga pejabat ini.
Gus Miftah menambahkan bahwa gaya pakaiannya ini menjadi identitasnya sebagai orang Indonesia. “Peci, blangkon itu songkok nasional. Artinya, seluruh orang Indonesia berhak menggunakannya. Akhirnya ini jadi identitas,” ujar dia.
Baca juga: Mantan Istri Doakan Deddy Corbuzier Bisa Jadi Imam yang Baik
Saat membimbing Deddy Corbuzier, ia memilih mengenakan gamis panjang berwarna bitu tua. Kali ini ia tidak mengenakan blangkon, melainkan peci hitam. Tapi ia tetap dengan tampilan khasnya yang lain: kacamata hitam dan rambut gondrong ala rocker.