Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kanker Prostat Bisa Diketahui 5 Tahun Lebih Cepat dengan Tes Ini

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKanker prostat umumnya diketahui setelah menimbulkan gejala saat berkemih, misalnya keluar darah dan sakit. Setelah muncul gejala, barulah pasien melakukan deteksi. Tes yang paling umum digunakan untuk kanker prostat adalah prostate-specific antigen (PSA), lalu pemeriksaan dubur digital (DRE), pemindaian MRI atau biopsi.

Baca juga: Arswendo Atmowiloto Kanker Prostat, Cek Gejalanya Saat Berkemih

Tapi, ada cara menjanjikan yang lebih mudah dan cepat untuk mengetahui kanker prostat, yaitu dengan melakukan tes urine sederhana yang disebut dengan Risiko Urine Protat atau PUR. Tes eksperimental ini disebut dapat mendiagnosis bentuk agresif penyakit ini hingga lima tahun lebih awal daripada metode klinis standar.

Dikutip dari Mirror.co.uk, temuan para ilmuwan Inggris ini dapat membantu ribuan pria menghindari biopsi yang tidak perlu. Ini juga dapat mengurangi jumlah operasi tindak lanjut berulang.

Shea Connell, kandidat doktor di Sekolah Kedokteran Norwich University of East Anglia, yang juga meneliti ini mengatakan, saat ini penilaian penyakit pasien menggunakan tes darah PSA, biopsi prostat, dan MRI. “Tetapi sebanyak 75 persen pria dengan peningkatan level PSA, menjadi negatif kanker prostat saat biopsi,” kata dia.

Hanya satu dari empat pria dengan peningkatan PSA yang ditemukan menderita kanker ketika biopsi dilakukan.

Sementara, sebanyak 15 persen dari total hasil pemeriksaan yang tidak memiliki peningkatan PSA justru memiliki kanker prostat. Jadi, ilmuwan mengatakan bahwa butuh tambahan tes untuk mendiagnosis kanker prostat.

Tes eksperimental PUR menggunakan kecerdasan buatan atau AI untuk melihat ekspresi gen dalam sampel yang dikumpulkan dari 537 pria. Dengan memeriksa ekspresi bebas sel dari 167 gen, ilmuwan telah mengidentifikasi kombinasi matematika dari 35 gen yang berbeda yang menghasilkan tanda risiko PUR.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dr Jeremy Clark, juga dari Norwich Medical School, mengatakan bahwa tes urine ini masih membutuhkan biopsi jarum invasif untuk mendiagnosis kanker prostat. Tapi, tes ini mampu mengidentifikasi pria yang delapan kali lebih kecil kemungkinannya membutuhkan perawatan kanker prostat dalam lima tahun ke depan. 

"Jika tes ini akan digunakan di klinik, sejumlah besar pria dapat menghindari biopsi awal yang tidak perlu dan tindak lanjut invasif yang berulang pada pria,” kata Dr Jeremy Clark.

Georgina Hill, dari Cancer Research UK, mengatakan temuan yang diterbitkan di BJU International ini cukup menjanjikan. Tapi perlu dikonfirmasi ke lebih banyak pasien sebelum ditawarkan secara umum.

Baca juga: Rutin Bercinta dan Ejakulasi Turunkan Risiko Kanker Prostat

Kanker prostat umumnya menyerang pria lanjut usia. Kanker yang berkembang di kelenjar kecil di dasar kandung kemih ini menjadi penyebab kematian tertinggi karena kanker bagi pria, setelah kanker paru-paru.

MIRROR.CO.UK | BBC

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

1 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

3 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

4 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

4 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

8 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


OJ Simpson Meninggal, Kilas Balik Kasus Pembunuhan Mantan Istri dan Pencurian yang Melibatkannya

10 hari lalu

O.J. Simpson. Julie Jacobson-Pool/Getty Images
OJ Simpson Meninggal, Kilas Balik Kasus Pembunuhan Mantan Istri dan Pencurian yang Melibatkannya

OJ Simpson meninggal karena kanker prostat. Mantan atlet NFL ini dipenuhi kontroversi, antara lain dugaan pembunuhan dan lakukan pencurian.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

10 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

10 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

10 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Kebiasaan sebelum Tidur yang Perlu Dihindari karena Berisiko bagi Kesehatan

24 hari lalu

Ilustrasi wanita minum air. Freepik.com/Jcomp
Kebiasaan sebelum Tidur yang Perlu Dihindari karena Berisiko bagi Kesehatan

Kebiasaan sebelum tidur ini perlu dihindari karena bisa meningkatkan risiko munculnya penyakit kronis di masa datang.