TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar peminum alkohol memiliki perut buncit, meski tubuhnya tak terlalu gemuk. Kondisi itu disebut degan beer belly. Memang tak semua peminum alkohol mengalaminya, ini hanya terjadi pada orang yang mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
Baca juga: Survei di Australia Sebut Alkohol Lebih Bahaya dari Sabu
Baca Juga:
Ada beberapa hal yang membuat perut buncit ketika sering mengonsumsi alkohol berlebihan. Pertama, alkohol atau bir mengandung kalori yang tinggi. Dalam satu kaleng bir, terkandung 150 kalori. Bayangkan, jika Anda meminum beberapa kaleng bir dalam satu waktu. Belum lagi, bir biasanya disajikan bersamaan dengan berbagai makanan yang juga berkalori tinggi.
Kedua, bir bisa mengganggu proses pembakaran lemak. Minum alkohol bisa membuat proses pembakaran lemak di tubuh terganggu. Sebab, saat ada alkohol yang masuk, tubuh akan memecah alkohol terlebih dulu, sebelum membakar lemak sebagai sumber energi.
Ketiga, bir dapat menyebabkan perubahan hormon. Tanaman yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan bir mengandung fitoestrogen. Zat ini dapat meniru cara kerja hormon estrogen, yang merupakan hormon dominan pada wanita.
Kandungan fitoestrogen inilah yang kemudian membuat perubahan hormon di tubuh, sehingga meningkatkan risiko penumpukan lemak di perut. Namun, masih diperlukan penelitian lebih jauh mengenai dampak komponen ini, sebagai penyebab perut buncit.
Baca juga: 8 Dampak Buruk Alkohol, Penuaan Dini dan Bau Badan
Perut buncit tidak hanya merusak penampilan seseorang, tapi juga menimbulkan efek buruk bagi kesehatan. Tumpukan lemak di perut dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, hingga penyakit jantung.