TEMPO.CO, Jakarta - Yunita Maulidia, 19, penderita obesitas asal Sidoarjo, meninggal dunia pada Rabu, 3 Juli 2019. Gadis berbobot 142 kilogram itu meninggal akibat serangan jantung dan gangguan pernapasan. Yunita dikabarkan menjalani perawatan sejak 14 Juni, tapi sempat keluar sehari lalu dirawat kembali.
Baca juga: Bocah Obesitas di Karawang, Simak Penyebab Obesitas Pada Anak
Obesitas yang dialami Yunita sudah berlangsung sejak lama. Pada usia 12 tahun, berat badannya sudah mencapai 80 kilogram. Selain senang makan camilan, ia juga sering mengonsumsi minuman manis. Awalnya ia tidak mengeluhkan kondisi ini samapi akhirnya ia mengalami sesak napas.
Dikutip dari Web MD, obesitas merupakan kondisi ketika tubuh kelebihan lemak. Biasanya ini diketahui dari indeks massa tubuh (BMI) 30 atau lebih. BMI adalah perhitungan keseimbangan berat dan tinggi badan seseorang.
Kondisi ini bukan hanya membuat tubuh kesulitan bergerak, tapi juga menjadi ancaman kesehatan yang mematikan. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko serangan jantung fatal.
"Kita tahu bahwa kegemukan membuat Anda memiliki peluang lebih tinggi terkena serangan jantung. Kita juga tahu bahwa orang gemuk lebih cenderung memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes,” kata seorang pakar, Jennifer Logue, MD, dari Universitas Glasgow.
Tapi, Jennifer melanjutkan, serangan jantung yang menyebabkan kematian juga bisa menyerang orang yang belum memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah, dan faktor risiko kardiovaskular lainnya. “Obesitas itu sendiri dapat menyebabkan serangan jantung fatal melalui faktor yang belum kami identifikasi,” kata dia.
Meski belum diketahui bagaimana obesitas menyebabkan serangan jantung fatal, para ahli mengungkapkan bahwa kelebihan berat badan berhubungan dengan penyakit jantung lainnya.
Ada tiga hal yang membuat risiko penyakit jantung meningkat pada orang obesitas. Pertama, kenaikan kolesterol. Obesitas menyebabkan kenaikan level kolesterol jahat dan trigliserida, juga menurunkan level kolesterol baik atau high-density lipoproteins (HDL). HDL berfungsi menurunkan kolesterol jahat dan menurunkan risiko penyakit jantung.
Kedua, meningkatkan tekanan darah atau hipertensi. Orang obesitas membutuhkan darah lebih banyak untuk memasok oksigen ke sleuruh tubuh. Ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan, tekanan darah tinggi menjadi salah satu faktor umum serangan jantung.
Baca juga: Anak Obesitas Lebih Berisiko Memiliki Masalah Mental
Ketiga, meningkatkan risiko diabetes. Menurut American Heart Association, setidaknya 68 persen orang berusia di atas 65 tahun yang menderita diabetes juga mengidap penyakit jantung. Diabetes juga meningkatkan risiko penyakit jantung hingga dua hingga empat kali lipat.
WEB MD | HEALTH LINE | PENNMEDICINE.ORG