TEMPO.CO, Jakarta - Orang dewasa dianjurkan melakukan cek kesehatan rutin setahun sekali. Hal itu dilakukan untuk mencegah atau mengobati lebih dini jika orang tersebut mengidap penyakit tertentu. Bahkan, anak-anak pun dianjurkan melakukan cek kesehatan jika mengalami kondisi yang tidak biasa.
Baca juga: Minum 8 Gelas Air Tidak Cukup selama Kemarau, Berapa Idealnya?
Dokter spesialis patologi klinik Rumah Sakit St. Carolus dr Bettia M. Bermawi, SpPK mengatakan bahwa salah satu kondisi yang membuat orang tua perlu membawa anak mengecek kesehatannya adalah saat prestasi anak di sekolah menurun. Menurut dia, prestasi akademik dipengaruhi kondisi kesehatan, terutama anemia.
“Anemia pada anak, khususnya karena nutrisi, bisa kita temui pada anak-anak SD. Dan anemia berhubungan dengan kecerdasan. Ada beberapa penelitian yang membuktikannya, termasuk yang dilakukan UI (Universitas Indonesia),” kata Bettia di acara perkenalan sistem Total Laboratory Automation (TLA) Prodia bekerja sama dengan Abbot Laboratories di Jakarta, Selasa, 9 Juli 2019.
Selain karena prestasi, anak juga butuh melakukan cek kesehatan rutin ketika mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Seperti diketahui, obesitas memicu banyak penyakit tidak menular yang kritis, seperti diabetes dan penyakit jantung.
“Sekarang usia penderita penyakit jantung koroner dan stroke makin muda, itu perlu diwaspadai. Apalagi asupan makanan sekarang banyak micin, jadi perlu melakukan pemeriksaan kesehatan,” kata dia.
Baca juga: Musim Kemarau Ekstrem, Jaga Kesehatan Tubuh dengan 6 Hal Ini
Kondisi lain pada anak yang disarankan untuk melakukan cek kesehatan adalah saat mengalami keterlambatan pubertas. Misalnya ketika teman-teman sebayanya udah menstruasi sejak lama dan ia belum. “Itu sudah saatnya kita mulai medical check up. Dengan pemeriksaan yang yang akurat dan tepat, bisa diintervensi lebih cepat. Anak-anak pun bisa mendapatkan manfaat,” ujar dr Bettia.