TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit jantung bawaan kadang-kadang tidak langsung bisa dikenali saat dilahirkan. Kelainan baru bisa dilihat ketika usianya menginjak beberapa bulan. Salah satu tandanya adalah bayi tidak mengalami penambahan berat badan meskipun asupan air susu ibu atau ASI lancar.
“Pada bulan kedua atau ketiga barulah kelihatan, misalnya berat badan tidak naik. Hati-hati kalau berat badan bayi tidak naik meskipun sudah dikasih ASI,” kata ahli jantung anak Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita dr. Winda Azwani, Sp.A(K).
Winda, dalam Forum Diskusi Philips “Atasi Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak Sejak Dini” di Jakarta, Rabu, 17 Juli 2019, mengatakan bahwa bayi yang tidak mengalami kenaikan berat badan meski ASI lancar bisa jadi mengalami masalah jantung. Berat badan tidak naik karena kerja jantung terlalu berat. Akibatnya, kalori yang didapat dari ASI bukannya untuk pertumbuhan melainkan untuk mendorong kerja jantung.
Selain berat badan yang tidak bertambah, bayi dengan kelainan jantung juga bisa dilihat dari tarikan napasnya saat tidur. Idealnya, saat tidur napas bayi tidak terlalu terlihat. “Kalau napasnya terlihat perlu curiga,” kata dia.
Tanda lainnya bisa dilihat saat ia menyusu. Umumnya, bayi dengan kelainan jantung bawaan tidak dapat menyusu lama karena mudah lelah. Lalu, bayi sering mengalami sakit. Kelainan jantung bawaan juga bisa dialami oleh kelompok berisiko tinggi, seperti lahir prematur atau mengidap sindrom tertentu.
Untuk diketahui, penyakit jantung bawaan umumnya dibagi menjadi dua. Pertama yang terlahir dengan kulit biru atau sianotik dan tidak biru atau asianotik. Kulit biru pada penderita kelainan ini disebabkan oleh kurangnya asupan oksigen ke jantung. Untuk jenis yang ini biasanya langsung diketahui begitu bayi dilahirkan karena kulit dan sekaput lendir yang berwarna kebiru-biruan.
Sedangkan kelainan jantung bawaan yang baru diketahui beberapa bulan berikutnya biasanya jenis asianotik.
