Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmu Kesehatan Reproduksi Kunci Atasi Angka Kematian Ibu Anak

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi ibu mengelus anaknya. shutterstock.com
Ilustrasi ibu mengelus anaknya. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kematian ibu dan anak masih menjadi masalah yang harus dihadapi masyarakat Indonesia. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Hasto Wardoyo menargetkan lembaganya memiliki wajah baru dalam enam bulan ke depan yang targetnya menjadi dikenal lekat oleh masyarakat. Lebih spesifik lagi, Hasto menargetkan BKKBN dengan segala programnya harus mengena di hati para remaja yang mana bakal tulang punggung bangsa Indonesia di masa datang.

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih 305 per 100 ribu kehamilan atau persalinan, sementara angka kematian bayi (AKB) di bawah satu tahun (neonatal) 15 per 1000 kelahiran hidup, dan prevalensi kekerdilan atau stunting di angka 30,8 persen. Angka-angka ini mau tak mau harus ditekan.

Hasil studi guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Endang L Achadi menyebutkan kematian ibu terjadi karena komplikasi kebidanan yang tidak ditangani dengan baik dan tepat waktu. Sekitar 15 persen dari kehamilan atau persalinan mengalami komplikasi, sisa 85 persennya normal.

Sekitar 75 persen kematian ibu penyebabnya adalah pendarahan, infeksi, serta tekanan darah tinggi saat kehamilan. Sementara kematian bayi penyebab utama adalah lahir prematur, komplikasi terkait persalinan, infeksi dan cacat lahir.

Sekitar 47 persen kematian balita adalah kematian neonatal. Kematian neonatal berkaitan erat dengan kualitas pelayanan persalinan, dan penanganan bayi baru lahir yang kurang optimal segera setelah lahir dan beberapa hari pertama setelah lahir. Sedangkan kekerdilan pada anak erat kaitannya dengan kesehatan ibu hamil, pemenuhan gizi bayi dalam kandungan, hingga gizi bayi jelang usia dua tahun.

Penanganan tiga masalah kesehatan tersebut perlu kerja bersama lintas kementerian-lembaga yang berkaitan erat dengan faktor penyebab di hulu persoalan.

Dalam konteks tugas dan fungsi BKKBN, Hasto sebagai Kepala BKKBN yang memiliki latar belakang sebagai dokter spesialis kebidanan dan kandungan mengambil peran di hulunya melalui edukasi masyarakat sebagai upaya pencegahan. Lebih jauh lagi, Hasto menyasar para remaja yang kelak akan menjadi orang tua agar lebih berpengetahuan di bidang kesehatan keluarga, termasuk dalam kesehatan reproduksi.

Tantangan lain yang juga menjadi masalah dalam kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan AKI, AKB, dan kekerdilan adalah tingginya angka perkawinan dini di Indonesia yang mencapai 11,2 persen. Perkawinan dini yang mengarah pada kehamilan usia dini memiliki risiko sangat tinggi dan bisa berujung pada kematian ibu, kematian bayi, atau stunting.

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dwi Listyawardani mengungkapkan faktor paling banyak tingginya angka perkawinan dini disebabkan oleh pergaulan bebas, faktor kemiskinan, budaya, dan agama. Dia juga menyebut angka perkawinan dini tinggi di wilayah pedesaan dibanding perkotaan, dikaitkan dengan angka kemiskinan di mana banyak anak yang putus sekolah kemudian berujung pada perkawinan dini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Hasto, banyak remaja yang mengetahui tentang kesehatan reproduksi, namun belum memahaminya secara mendalam. Padahal banyak hal-hal sederhana, namun teramat penting untuk diketahui oleh remaja dalam kesehatan reproduksi. Dia mencontohkan bahayanya perkawinan dini yang bisa menyebabkan penyakit kanker mulut rahim atau kanker serviks di masa mendatang. Hasto menerangkan mulut rahim perempuan yang usianya di bawah 19 tahun sifatnya masih terbuka atau ekstropion mudah terpapar virus.

Mulut rahim perempuan tersebut perlahan-lahan akan menutup dengan sendirinya seiring bertambahnya usia, dan akan menutup sempurna di usia 20 tahun. Pada fase tersebut, mulut rahim wanita sudah aman untuk bisa melakukan hubungan seksual.

Namun, apabila mulut rahim perempuan sudah terpapar hubungan seksual sebelum usia 19 tahun, hal itu berisiko tinggi menyebabkan kanker mulut rahim pada 15 hingga 20 tahun mendatang. Untuk diketahui, kanker mulut rahim masih menjadi penyakit kanker nomor dua terbanyak di Indonesia yang diidap perempuan setelah kanker payudara. Lebih parah lagi, angka deteksi dini kanker serviks saat ini masih 5 persen dari seluruh perempuan Indonesia yang pernah melakukan hubungan seksual.

Hasto juga memaparkan bahaya kehamilan dini atau di bawah usia 20 tahun. Dia menjelaskan bahwa ukuran panggul perempuan baru akan mencapai 10 centimeter ketika sudah mencapai usia 20 tahun. Sementara, diameter kepala bayi yang siap dilahirkan juga berukuran 10 sentimeter. Oleh karena itu akan sangat berisiko bagi perempuan yang melahirkan di bawah usia 20 tahun karena panggulnya belum mencapai ukuran sesuai kepala bayi. Perempuan di bawah 20 tahun yang melahirkan anak tidak akan bisa bersalin secara normal dan menyebabkan bentuk kepala bayi yang tidak sempurna.

"Kalau tidak 10 centi tidak bisa melahirkan dengan normal, sehingga banyak yang lahir kepalanya benjol sana benjol sini karena molase, untuk menyesuaikan antara ukuran kepala bayi dengan panggulnya ibu," kata dia.

Lebih parah lagi hal tersebut bisa menyebabkan gangguan kecerdasan dan rendahnya IQ anak jika terjadi trauma di bagian dalam kepala atau otak. Hasto juga mengungkap alasan kampanye program KB menganjurkan dua anak dikarenakan risiko melahirkan anak lebih dari dua yang bisa dialami ibu. Seorang ibu yang melahirkan anak lebih dari dua berisiko mengalami pendarahan yang lebih serius saat persalinan di atas anak kedua.

"Melahirkan tiga kali risiko pendarahan lebih tinggi, melahirkan anak ketiga, keempat kelima jauh lebih besar risikonya dari anak kedua. Kenapa anak dua lebih sehat, karena kemampuan untuk kontraksi saat melahirkan yang ketiga jauh lebih berkurang," kata Hasto.

Dalam strategi mengubah wajah baru BKKBN, Hasto secara serius ingin menggempur remaja dengan berbagai informasi kesehatan reproduksi. Tujuannya, agar menghindari perkawinan dini yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa mendatang.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

4 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

8 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

9 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

10 hari lalu

Perdana Menteri Isael, Benjamin Netanyahu dan Pemimpin group Hamas, Ismail Haniyeh. REUTERS/Ronen Zvulun dan Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

Pasukan Israel membunuh tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Gaza tanpa berkonsultasi dengan PM Benyamin Netanyahu


Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

12 hari lalu

Ilustrasi keluarga. Freepik.com/Lifestylememory
Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.


Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

14 hari lalu

Ilustrasi Baby Sister / pengasuh anak / penjaga anak yang galak. youtube.com
Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

Psikolog menyarankan selain menitipkan pada orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, perhatikan ini saat menyerahkan tugas mengasuh anak.


Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

16 hari lalu

Pekerja bantuan Australian World Central Kitchen (WCK), Lalzawmi
Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza


Sandera Israel Ditemukan Tewas di Gaza, Kerabat Salahkan Pemerintah Netanyahu

16 hari lalu

Elad Katzir. Foto: Al Quds Brigades
Sandera Israel Ditemukan Tewas di Gaza, Kerabat Salahkan Pemerintah Netanyahu

Saudara perempuan Elad Katzir, sandera Israel yang ditemukan tewas di Gaza, menyalahkan pihak berwenang Israel atas kematiannya.


Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

19 hari lalu

Wem Pratama, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, diamankan usai mengaku telah membunuh ibu kandungnya. TEMPO/Istimewa
Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

23 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.