TEMPO.CO, Jakarta - Berlari adalah olahraga yang sangat mudah dilakukan dan banyak manfaatnya. Sebagian orang bahkan sering mengaitkannya dengan efektivitasnya menurunkan berat badan. Meski demikian, ada beberapa mitos dan fakta terkait kedua hal ini.
Agar tidak salah paham, berikut tiga mitos terkait lari dan penurunan berat badan seperti dilansir Times of India, Rabu, 24 Juli 2019.
Mitos pertama: Berlari secara konsisten dapat menurunkan berat badan
Apabila dilakukan secara konsisten, berat badan tidak akan dengan mudah dapat turun. Mungkin di awal atau minggu-minggu pertama, hal ini benar adanya. Sebab, badan Anda mulai dibiasakan dengan aktivitas baru sehingga menyebabkan pelepasan hormon stres yang berdampak pada penurunan berat badan.
Namun, jika dilakukan secara terus menerus, tubuh pun akan terbiasa dan tidak menghasilkan penurunan berat badan seperti yang telah ditargetkan. Oleh karena itu, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology menyebutkan bahwa jarak lari harus ditingkatkan untuk terus mengejutkan tubuh. Misalnya, minggu pertama berlari sejauh 1 kilometer dan di minggu selanjutnya naik menjadi 1,2 kilometer.
Mitos kedua: Jumlah kalori yang dibakar akan terhitung dengan akurat
Sebenarnya, tidak ada orang yang bisa memastikan sebanyak apa kalori yang dibakar dengan olahraga lari. Sebab, cara berlari, bentuk tubuh, berat badan dan gender setiap orang tentu berbeda.
Namun satu hal yang pasti adalah setiap orang yang telah usai berolahraga tentu akan mengalami dehidrasi dan rasa lapar. Sering kali, dikarenakan tidak diketahuinya jumlah kalori yang dibakar itu, orang-orang cenderung mengonsumsi makanan lebih dari kalori yang terbuang. Sehingga, ini akan sama saja seperti seseorang yang tidak berolahraga sama sekali.
Mitos ketiga: Lari adalah olahraga terbaik untuk menurunkan berat badan
Ini adalah pernyataan yang salah karena sebenarnya olahraga terbaik untuk menurunkan berat badan itu adalah HIIT atau High Intensity Interval Training. Untuk melakukan hal ini, Anda harus menggabungkan aktivitas fisik dengan intensitas tinggi dan rendah. Contohnya latihan kekuatan, bersepeda atau latihan kardio dengan berlari.
Perlu diingat bahwa olahraga mungkin tidak cukup untuk menurunkan berat badan saja. Dibutuhkan pula diet seimbang untuk menyempurnakan dan mempercepat proses ini.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | TIMES OF INDIA