TEMPO.CO, Jakarta - Kebanyakan orang akan merasa khawatir jika berat badannya bertambah sehingga ia menjadi gemuk. Namun, pada orang-orang tertentu ketakutan akan kenaikan berat badan itu terlalu berlebihan sehingga mengakibatkan mereka menderita kelainan pola makan.
Ada dua gangguan pola makan atau eating disorder yang paling sering ditemui, yaitu anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. Sama-sama kelainan pola makan, apa beda keduanya?
Porsi makan
Anoreksia artinya orang yang berusaha menjaga agar berat badan mereka tidak naik dengan cara mengurangi porsi makan secara signifikan. Dengan kata lain, mereka hanya makan dengan porsi sangat sedikit karena sangat takut gemuk.
Sebaliknya, penderita bulimia bisa saja makan dengan porsi sangat banyak, bahkan tidak hentinya makan sekalipun mereka tidak lapar (binge eating). Untuk menjaga berat badan tetap ideal, mereka akan melakukan purging alias ‘mengeluarkan’ kembali makanan tersebut dari tubuh mereka, baik dengan cara memuntahkannya, meminum obat pencahar, hingga olahraga secara berlebihan.
Bentuk tubuh
Penderita anoreksia bisanya sangat kurus. Mereka bahkan bisa saja menganggap berat badannya masih berlebihan, padahal sudah ideal. Sementara itu, badan penderita bulimia bisa kurus, normal, bahkan sedikit kegemukan.
Kedua gangguan makan ini banyak diderita remaja. Anak yang mengalami masalah ini juga mengalami gangguan mental, yakni terlalu takut berat badan naik hingga menyebabkan kecemasan dan berpotensi menjadi depresi. Tapi, kelainan ini bisa diatasi dengan perawatan yang tepat.