Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bagaimana Polusi Udara Menyebabkan Penyakit Jantung dan Stroke?

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Warga menggunakan masker saat berjalan di Pedestrian Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2019. Jakarta masuk dalam 4 kota dengan pencemaran udara terburuk di dunia setelah Dubai, New Delhi, dan Santiago. TEMPO/Muhammad Hidayat
Warga menggunakan masker saat berjalan di Pedestrian Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2019. Jakarta masuk dalam 4 kota dengan pencemaran udara terburuk di dunia setelah Dubai, New Delhi, dan Santiago. TEMPO/Muhammad Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta masih menjadi kota dengan polusi udara tertinggi di dunia berdasarkan pantauan AirVisual pada Selasa, 30 Juli 2019. Air Quality Index atau AQI Ibu Kota berada di angka 216. Ini artinya, kualitas udara Jakarta berada di level ungu atau sangat tidak sehat.

Polusi udara bisa di dalam atau luar ruangan. Empat polutan utama polusi, yaitu partikel, ozon, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida, dapat menyebabkan risiko kesehatan jika melampaui batas yang ditetapkan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Sembilan dari 10 orang di dunia saat ini menghirup udara yang tercemar. Polusi udara membunuh sekitar 7 juta orang setiap tahunnya.

Polusi udara menimbulkan efek kesehatan yang serius. Sepertiga kematian karena stroke, kanker paru-paru, dan penyakit jantung, disebabkan oleh polusi udara. Efek polusi udara setara dengan merokok tembakau. Polutan mikroskopis di udara dapat menyelinap melewati pertahanan tubuh, menembus jauh ke dalam sistem pernapasan dan peredaran darah, lalu merusak paru-paru, jantung, dan otak.

Dikutip dari Huffington Post, paparan polusi udara tingkat tinggi selama kehamilan dikaitkan dengan keguguran serta kelahiran prematur, gangguan spektrum autisme dan asma pada anak-anak.

Ketika anak dilahirkan, polusi udara dapat merusak perkembangan otak dan pneumonia yang membunuh anak balita setiap tahunnya. Anak-anak juga berisiko besar terkena infeksi pernapasan dan kerusakan paru-paru.

Bukan hanya pernapasan, polusi juga dapat membuat arteri mengeras sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Bahaya lainnya adalah efeknya pada kesehatan mental dan penyakit yang berhubungan dengan otal seperti Alzheimer, Parkinson, dan skizofrenia.

Pada paru-paru, efek polusi udara terlihat jelas, tapi bagaimana hubungannya dengan kesehatan kardiovaskular, otak, dan janin? Anthony Gerber, seorang ahli paru di National Jewish Health di Denver, Amerika Serikat, mengatakan setidaknya ada dua mekanisme yang memungkinkan polusi udara dapat membahayakan bagian-bagian tubuh selain rongga hidung dan paru-paru,

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertama, peradangan yang sebenarnya merupakan cara tubuh untuk memperbaiki dirinya sendiri setelah cedera atau penyakit. Ketika partikel polusi terhirup, debu beracun mikroskopis dapat mengiritasi saluran hidung dan menghasilkan respons alergi terhadap pencemaran, dengan gejala seperti batuk dan pilek.

Ketika partikel-partikel masuk lebih dalam ke saluran udara dan ke paru-paru, tubuh mungkin keliru menganggapnya sebagai infeksi, memicu respons peradangan. "Ketika Anda sakit kepala Anda merasa sakit di seluruh anggota tubuh, termasuk otot. Hal yang sama bisa terjadi ketika Anda menghirup polusi,” kata dia.

Kedua, para ilmuwan juga mencurigai bahwa beberapa partikel beracun dapat keluar dari paru-paru dan memasuki aliran darah.

Robert D. Brook, MD, dokter spesialis kardiovaskular di University of Michigan di Ann Arbor mengatakan, iritasi serat saraf paru-paru karena menghirup udara berpolusi  juga dapat mengganggu keseimbangan sistem saraf di seluruh tubuh.

“Respons ini dapat meningkatkan pembekuan darah dan trombosis, merusak fungsi pembuluh darah dan aliran darah, meningkatkan tekanan darah, dan mengganggu aktivitas listrik jantung yang tepat, yang pada akhirnya dapat memicu serangan jantung, stroke, atau bahkan kematian,” ujar dia.

WHO | HUFFINGTON POST | THE GUARDIAN | WEB MD 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

5 jam lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

1 hari lalu

Ilustrasi paru-paru basah. Foto : halodoc
Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

Winter Aespa alami pneumotoraks dapat berupa kolaps paru total atau kolaps sebagian paru saja. Berikut beberapa tipe penyakit ini.


Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

1 hari lalu

Winter Aespa. Instagram
Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

SM Entertainment secara resmi mengkonfirmasi laporan bahwa Winter Aespa telah menjalani operasi untuk pneumotoraks. Penyakit apa itu?


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

2 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

5 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

5 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

7 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

7 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

9 hari lalu

Ilustrasi balita mudik. shutterstock.com
Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

Pakar kesehatan mengingatkan orang tua untuk memperhatikan daya tahan tubuh balita saat mudik mengingat kondisi cuaca yang sedang tak baik.


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

9 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).