TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu lalu, sempat viral sebuah unggahan di media sosial tentang seorang lulusan baru atau fresh graduate yang menolak diberi gaji Rp 8 juta. Sebab, ia merasa dirinya merupakan lulusan salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia. Ia menyatakan level kampusnya adalah untuk perusahaan luar negeri. “Kalo lokal mah oke aja, asal harga cucok." Begitu yang antara lain ditulis calon pekerja itu di akun media sosialnya. Psikolog industri dan organisasi Dian Puty Oscarini menuturkan mereka yang termasuk generasi Z memang cenderung lebih tegas dalam mengungkapkan pikirannya. Hal ini berbeda dengan generasi sebelumnya yang cenderung tidak banyak menuntut. Bagi dia, tegas itu baik. Namun, jika tidak berhati-hati dalam pemilihan kata, akan membuat orang itu terkesan sombong.
Contoh bersikap tegas yang baik adalah ketika mampu mengemukakan ide-ide yang bisa dipakai perusahaan. Sikap seperti ini juga bisa digunakan dalam wawancara pekerjaan, termasuk dalam negosiasi gaji. Namun lulusan baru harus berhati-hati untuk tidak menyebutkan hal-hal yang sebenarnya sudah ada di berkas lamaran.
Baca Juga:
Dian menyatakan ada pergeseran nilai-nilai dari para pencari kerja masa kini. Misalnya, saat mengirim lamaran kerja, mereka tidak memberi pengantar atau keterangan di e-mail alias hanya menyertakan lampiran. “Tapi tidak ada keterangan di body text. Itu sangat sulit kami terima sebagai HRD,” ujar dia.
Ia mengatakan kemampuan yang harus dimiliki lulusan baru adalah beradaptasi dan kecepatan mempelajari sesuatu di tempatnya bekerja. Sebab, dunia kerja memiliki aturan tersendiri yang berbeda dengan masa kuliah, yang cenderung memiliki kebebasan. Karena itu, beberapa perusahaan memiliki program orientasi dalam menyambut karyawan baru.