TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu kondisi yang biasa terjadi usai seseorang menjalani operasi terbuka pada kanker prostat adalah mengompol. "Pascaoperasi ada risiko komplikasi terjadi, mengompol. Ini karena klep yang berfungsi menahan kencing dol," ujar ahli urologi dari RSCM, Chaidir Arif Mochtar di Jakarta, Senin 5 Agustus 2019.
Kendati begitu, kondisi ini tak akan berlangsung terus-menerus. Dua minggu pascaoperasi, saat frekuensi berkemih sudah normal dan luka akibat operasi pulih, pasien akan kembali mampu mengendalikan keinginan berkemihnya.
Selain mengompol, pasien juga bisa terganggu fungsi seksual dan fungsi fertilisasinya, karena kemungkinan ada pembuluh darah dan saraf yang mengalami cedera. "Ada pembuluh darah, saraf yang bisa cedera. Setiap cedera derajat apapun menurunkan kemampuan ereksi. Kemampuan ereksi bisa sampai hilang," kata Chaidir.
Dalam kesempatan itu, staf medik Departemen Urologi RSCM Agus Rizal Ardy Hariandy mengatakan, tingkat keberhasilan operasi bisa mencapai 100 persen jika kanker terdeteksi dini. Walau begitu, ada risiko kambuh dalam 10 tahun jika kankernya ternyata sudah menyebar. Untuk itu, dia menyarankan pasien rajin melakukan deteksi. "Setelah operasi harus difollow up. Kalau kanker masih bisa dilokalisir, kita harapkan pulih tinggi," kata Agus.