Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masker Paling Pas Untuk Hindari Partikel Polusi Udara Jakarta

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Warga menggunakan masker saat berjalan di Pedestrian Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2019. Jakarta masuk dalam 4 kota dengan pencemaran udara terburuk di dunia setelah Dubai, New Delhi, dan Santiago. TEMPO/Muhammad Hidayat
Warga menggunakan masker saat berjalan di Pedestrian Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2019. Jakarta masuk dalam 4 kota dengan pencemaran udara terburuk di dunia setelah Dubai, New Delhi, dan Santiago. TEMPO/Muhammad Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Agus Dwi Susanto mengatakan jenis masker respirator yang 95 persen atau KN95 ampuh menepis polusi udara Jakarta yang buruk. “Masker ada banyak jenis, tapi untuk kualitas udara kota-kota besar seperti Jakarta yang buruk, masker jenis respirator sangat baik untuk menyaring partikel-partikel yang lebih halus,” kata Agus di Jakarta, Senin 5 Agustus 2019.

Agus yang juga ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan masker respirator berjenis KN95 berarti dapat menyaring partikel debu dan polusi yang halus hingga 95 persen, sehingga sangat cocok untuk polusi udara Jakarta yang tidak bisa di tepis dengan masker biasa atau “simple mask”.

Menurut Agus, masker respirator yang biasanya berbentuk agak bulat, berwarna putih dan lebih tebal itu dapat tahan dengan partikel polusi yang lebih halus atau 2,5 mikron. Sedangkan “simple mask” yang biasanya tersedia dengan warna hijau, biru, dan berbagai warna lain, lebih tipis, serta berbentuk persegi panjang hanya mampu menahan partikel polusi yang besar atau 10 mikron.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, Agus juga menyarankan untuk tidak memakai ulang masker yang telah di pakai, tidak membolak-balik masker, dan tidak terlalu lama menggunakan masker dalam sehari. “Sekali pakai saja, tidak boleh dicuci karena nanti pori-pori maskernya melebar jadi tidak ada manfaatnya, pemakaianya juga hanya enam sampai delapan jam saja setelah itu harus diganti,” kata Agus.

Agus mengatakan, penggunaan masker terutama jenis respirator sangat ampuh mengurangi risiko penyakit akibat paparan polusi udara, mulai dari penyakit ringan seperti flu, sakit tenggorokan, hingga sakit jantung, stroke, serta kanker paru. Sementara, masker respirator ini tidak terlalu sulit dijumpai, anda dapat menemukannya di berbagai mini market dan apotek. Walau lebih mahal dari masker biasa, harganya terbilang masih cukup terjangkau, sekitar Rp13 ribu per lembarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

4 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

8 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

9 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

11 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

12 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

13 hari lalu

Alat pemantau polusi udara Birulangit yang dipasang di Telkom University Bandung. Dok. Tel-U
Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)


Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

15 hari lalu

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya. Foto: Canva
Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya.


5 Manfaat Makan Pepaya

15 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?


Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

15 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.