TEMPO.CO, Jakarta - Disfungsi ereksi adalah mimpi buruk bagi setiap laki-laki sebab berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan posisi penis agar tetap berdiri tegak. Terlebih, ini juga akan mempengaruhi kehidupan seksual dengan pasangan.
Agar hal ini tak terjadi, tentu penting bagi para pria untuk memahami berbagai faktor risiko dan cara mengatasi disfungsi ereksi. Sebagai bentuk edukasi, dokter dan seksolog Boyke Dian Nugraha dalam acara "Dua Untuk Aku, Dua Untuk Kamu" pun menjabarkan beberapa di antaranya.
Yang pertama dan paling utama menurutnya ialah tingkat stres. Boyke mengatakan bahwa pria pada hakikatnya memang memiliki tanggung jawab yang besar sehingga termasuk pribadi yang gemar memikirkan sesuatu dengan dalam. Hal ini berpengaruh pada gairah seksual dan rangsangan.
“Ereksi bermula dari gairah seksual dan rangsangan. Kalau Anda stres, ini sudah pasti tidak bisa dicapai. Jadi mulai sekarang, coba kontrol tingkat stres,” katanya di Jakarta pada 8 Agustus 2019.
Ilustrasi disfungsi ereksi. Shutterstock
Selanjutnya, di era yang semakin maju ini, Boyke juga menyebutkan alasan gaya hidup sebagai penyebab lain disfungsi ereksi. Dengan intensitas kerja yang tinggi, pria pun akan jarang tidur tepat waktu. Selain itu, dengan kemudahan transportasi, aktivitas fisik juga semakin menurun.
“Kalau tidurnya kurang alias suka begadang, ini bisa mempengaruhi otak yang nantinya berhubungan dengan disfungsi ereksi. Begitu pula dengan aktivitas fisik yang berkurang akan membuat aliran darah kurang lancar, salah satunya di penis. Jadi tidur cukup dan olahraga itu wajib,” katanya.
Berbagai jenis pilihan makanan juga mempengaruhi. Boyke menyarankan para pria berhenti mengonsumsi makanan yang tidak sehat, seperti yang tinggi lemak, gorengan, santan, gula, sebab seluruhnya dapat berpengaruh pada disfungsi ereksi.
“Makanan sehat akan melancarkan aliran darah ke penis. Jadi hindari nasi putih, yang berminyak-minyak, karena bisa memblok aliran darah sehingga menyebabkan disfungsi ereksi,” katanya.