Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Psikolog: Stres, Kecemasan Juga Bisa Dimanfaatkan Jadi Hal Baik

Reporter

image-gnews
ilustrasi stres (pixabay.com)
ilustrasi stres (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Orang umumnya menganggap stres dan cemas merupakan hal negative. Padahal, bisa jadi kondisi itu berperan dan bermanfaat serta tidak berbahaya dalam kehidupan sehari-hari. Meski demikian, perlu diingat bahwa stres dan cemas dapat juga mencapai tingkat yang tidak sehat sehingga membutuhkan pertolongan para ahli.

Menurut praktisi psikolog, Lisa Damour Ph.D., saat ini banyak orang Amerika Serikat yang stres dan khawatir dirinya bakal mengalami stres dan cemas itu, seperti dilansir Science Daily, mengutip American Psychological Association.

"Sayangnya, pada saat seseorang datang ke profesional untuk mendapat bantuan, stres dan cemas telah berkembang ke tingkat yang tidak sehat," ujar Damour, yang juga seorang penulis kolom reguler untuk The New York Times.

Stres biasanya terjadi ketika seseorang berada di ujung kemampuannya, saat mereka memaksa diri melampaui batas, ujar Damour. Tetapi stres juga bisa timbul karena peristiwa buruk dan baik, misalnya dipecat atau saat membawa bayi pulang ke rumah untuk pertama kali.

"Sangat penting bagi psikolog untuk berbagi pengetahuan tentang stres dengan khalayak, bahwa stres diberikan dalam kehidupan sehari-hari, bahwa bekerja di ujung batas kemampuan kita kerap kali membangun kapasitas itu," ujarnya.

"Dan bahwa tingkat stres moderat dapat memiliki fungsi inokulasi, yang mengarah pada ketahanan yang lebih tinggi dari rata-rata ketika kita dihadapkan dengan kesulitan baru," lanjutnya.

Demikian pula dengan kecemasan. Cemas juga dianggap sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak selalu demikian.

"Seperti yang diketahui oleh semua psikolog, kecemasan adalah sistem alarm internal, yang kemungkinan diturunkan oleh evolusi, yang mengingatkan kita akan ancaman dari luar," katanya.

AP/Kiichiro Sato

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menganggap kecemasan sebagai hal yang kadang membantu dan melindungi diri memungkinkan seseorang memanfaatkan perasaan itu dengan baik. Damour lalu mencontohkan tentang seorang kliennya yang khawatir karena tes yang akan dijalani, sementara ia belum belajar.

Damour pun mengatakan kepada kliennya bahwa kecemasan itu adalah reaksi yang tepat dan ia akan merasa lebih baik setelah membuka buku untuk belajar. Namun, ia menekankan bahwa stres dan kecemasan bisa berbahaya. Stres dapat sampai ke tingkat tidak sehat jika kronis atau traumatis.

"Dengan kata lain, stres bisa berbahaya ketika melampaui level yang bisa diserap atau digunakan seseorang secara wajar untuk membangun kekuatan psikologisnya," tuturnya.

"Demikian juga dengan kecemasan, bisa menjadi tidak sehat ketika alarmnya tidak masuk akal. Kadang orang merasa selalu cemas tanpa alasan sama sekali. Di lain waktu, alarm sama sekali tidak sebanding dengan ancaman, seperti ketika seorang siswa mengalami serangan panik karena kuis kecil," katanya menjelaskan.

Stres dan kecemasan yang tidak diobati dapat menyebabkan kesedihan yang terus menerus dan berkontribusi pada sejumlah gejala psikologis dan medis seperti depresi atau peningkatan risiko kardiovaskular. Siapa pun yang dilanda stres harus dan jika mungkin mengambil tindakan untuk mengurangi stresnya atau mencari bantuan profesional terlatih untuk mempelajari manajemen stres.

Juga untuk manajemen kecemasan, beberapa orang menemukan cara mengatasi dengan menulis di buku yang membantu mengevaluasi dan menantang pemikiran tidak rasional mereka sendiri. Jika pendekatan itu tidak berhasil, sebaiknya berkonsultasi kepada profesional terlatih. Damour juga mendesak para psikolog untuk meluruskan tentang gagasan yang dijual perusahaan-perusahaan kesehatan bahwa seseorang harus merasa tenang dan santai setiap waktu.

Jangan menargetkan untuk bahagia sepanjang waktu, itu ide yang berbahaya, karena tidak perlu dan tidak bisa dicapai, tuturnya. Ia mengingatkan jika merasa harus selalu bahagia, itu hanya akan membuat pengalaman sehari-hari berubah menjadi sangat menyedihkan.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

1 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial


Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

3 hari lalu

Ilustrasi sakit punggung. Freepik.com/Gpointstudio
Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

4 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

5 hari lalu

Ilustrasi cek kesehatan (Pixabay,com)
Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.


Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

6 hari lalu

Ilustrasi liburan (Pixabay.com)
Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

Ternyata terdapat berbagai faktor psikologis dan eksternal yang dapat membuat waktu terasa semakin cepat berlalu selama liburan.


10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

6 hari lalu

Ilustrasi pria makan sehat atau sayur. shutterstock.com
10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.


Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

7 hari lalu

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

Tindakan ini dipandang sebagai cara untuk meluapkan rasa sakit dan stres psikologis hingga mengembalikan rasa tenang.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

8 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

16 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Macet Pengaruhi Kesehatan Tubuh, Ini Tips Kurangi Stres Saat Mudik Lebaran

17 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Macet Pengaruhi Kesehatan Tubuh, Ini Tips Kurangi Stres Saat Mudik Lebaran

Stres saat mudik biasanya terjadi ketika kita terjebak dalam kemacetan yang panjang dalam perjalanan menuju kampung halaman. Simak tips kurangi stres.