TEMPO.CO, Jakarta - Saat melakukan touring jarak jauh, seberapa seringkah Anda berhenti dan aktivitas apa juga yang akan dilakukan saat tidak berkendara itu? Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, ketua umum Go Max Riders, Anang Fauzi, menjelaskannya.
Ia telah berkecimpung di dunia touring motor selama bertahun-tahun dan mengatakan bahwa waktu terbaik untuk beristirahat selama 30 menit setelah empat jam mengemudi. Hal tersebut rupanya didasari oleh Undang-Undang yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia.
“Dari dulu, saya dan teman-teman selalu mengikuti UU karena pasti sudah ada pertimbangannya sendiri terkait angka,” katanya saat ditemui di kantor Tempo pada 12 Agustus 2019 dalam rangka touring Jakarta-Bali untuk menyambut Hari Kemerdekaan RI.
Ilustrasi touring. (Dok. AHM)
Meski demikian, Anang mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan jika angka tersebut menjadi lebih singkat. Terlebih karena adanya kebutuhan anggota touring, seperti masalah kesehatan maupun kerewelan kendaraan.
“Kalau ada teman yang kurang enak badan atau motor ada masalah, kita pasti harus berhenti walaupun kurang dari empat jam karena musibah kan tidak ada yang tahu kapan datangnya,” katanya.
Terkait aktivitas yang dilakukan saat istirahat, ia pun mengatakan bahwa waktu digunakan untuk peregangan, pengecekan kendaraan, dan makan minum. Menurutnya, banyak orang kini terlalu sibuk dengan gawai. Padahal dengan waktu yang singkat, kebutuhan tubuh harus mendapatkan perhatian.
“Kita naik motor lama, aliran darah bisa terhambat. Jadi sebaiknya stretching. Kalau jatuhnya pas waktu makan, ya makan. Motor juga dicek. Jangan main handphone, itu tidak ada gunanya,” katanya.