Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dokter: Dalam ASI Ada Zat yang Dapat Membunuh 40 Jenis Sel Kanker

Reporter

image-gnews
Ilustrasi menyusui. MomJunction
Ilustrasi menyusui. MomJunction
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis anak dari RSUP Fatmawati memaparkan pentingnya pemberian ASI kepada bayi untuk pencegahan bayi kerdil atau stunting. Caranya dengan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dan dilanjutkan hingga 24 bulan.

Dr. Purnama Fitri, Sp.A(K) dalam bincang-bincang di Kementerian Kesehatan Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2019, mengatakan kandungan nutrisi dalam ASI lebih baik dari susu formula dan bahkan ada zat hidup yang tidak bisa ditiru oleh produk buatan.

"ASI juga menekan angka stunting yang masih cukup tinggi di Indonesia. Semahal apapun harga susu dan bagaimana pun kampanye soal susu formula, ASI jauh lebih baik dari segi apa pun," kata Purnama.

Spesialis anak dari Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC, menyebutkan di dalam ASI terdapat kandungan imunoglobin seperti laktoferin, bifiobacterium, dan oligosakarida. Zat-zat tersebut merupakan zat hidup yang terkandung dalam ASI yang sangat bermanfaat bagi bayi namun tidak bisa ditiru oleh manusia.

"Semua zat tersebut tidak akan bisa didapatkan di dalam susu formula karena ini adalah zat-zat hidup yang tidak dapat disimpan dalam kaleng atau kemasan susu formula," kata Wiryani.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia juga menyebut, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan penuh dan dilanjutkan hingga 24 bulan lebih jarang sakit dalam masa pertumbuhannya dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan ASI. Bahkan, pemberian ASI eksklusif kepada bayi bermanfaat untuk mencegah kanker pada ibu serta memberikan perlindungan anak terkena penyakit kanker.

"ASI yang diperoleh dari proses menyusui mengandung suatu zat yang dapat membunuh 40 jenis sel kanker," katanya.

Tidak hanya mencegah kanker, dokter Purnama mengatakan pemberian ASI juga bisa menurunkan risiko diare, menurunkan risiko hipertensi, menurunkan risiko obesitas, menghindari pneumonia pada anak. Begitu juga manfaat yang didapat oleh ibu dengan memberikan ASI seperti mengurangi risiko pendarahan di hari-hari awal melahirkan, mengurangi risiko osteoporosis, mengurangi diabetes, membantu menurunkan berat badan pascamelahirkan, serta meningkatkan kesuburan ibu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

13 jam lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

3 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

3 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

6 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

6 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

8 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

9 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

10 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

10 hari lalu

Ilustrasi sakit gigi. Shutterstock.com
6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

Masalah di mulut bisa jadi merupakan tanda kondisi yang lebih serius. Pakar menyebut kanker mulut salah satunya.


Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

11 hari lalu

Ilustrasi semur daging. Shutterstock
Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.