3. Gangguan pada otak, seperti stroke dan demensia
Kondisi stroke terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik), atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik), pada area otak. Keadaan tersebut dapat menimbulkan terganggunya persediaan darah dan oksigen di otak, sehingga memicu matinya sel-sel di otak. Hipertensi yang tidak terkontrol membuat pembuluh darah di otak menyempit, pecah, atau bocor. Tekanan darah tinggi juga memicu gumpalan darah di sepanjang pembuluh darah menuju otak, sehingga menghalangi aliran darah dan menyebabkan stroke.
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Selain stroke, komplikasi hipertensi juga dapat berupa penyakit demensia. Ini merupakan penyakit otak yang membuat penderitanya sulit berpikir, berbicara, bernalar, mengingat, melihat, maupun bergerak. Ada beberapa penyebab kondisi ini, dan salah satunya adalah demensia vaskular. Demensia vaskular terjadi akibat penyempitan pembuluh darah, yang membuat tersumbatnya suplai darah ke otak. Demensia vaskular bisa disebabkan oleh stroke, maupun hipertensi.
4. Gangguan pada mata
Tekanan darah tinggi atau hipertensi juga bisa menyerang mata, dan disebut sebagai retinopati hipertensi. Sesuai namanya, hipertensi pada mata terjadi pada pembuluh darah bagian retina, yang berfungsi untuk mengubah cahaya yang masuk ke mata, menjadi sinyal saraf untuk disampaikan ke otak.
Hipertensi yang tidak terkendali dapat membuat pembuluh darah retina menebal, lalu menyempit, dan menghambat aliran darah di sekitar retina. Pada beberapa kasus, retina juga dapat mengalami pembengkakan. Rusaknya pembuluh darah di retina memicu gangguan pada fungsi bagian mata tersebut. Selain itu, hipertensi juga dapat memberikan tekanan pada saraf mata yang disebut neuropati optik. Keadaan ini dapat membunuh sel-sel saraf di mata dan mengganggu kemampuan penglihatan, bahkan menyebabkan kebutaan.
Ilustrasi disfungsi ereksi. Shutterstock
5. Disfungsi seksual
Komplikasi hipertensi juga dapat berupa disfungsi seksual, baik pada pria, maupun wanita. Tekanan darah tinggi dapat menghambat aliran darah, termasuk darah yang menuju organ penis. Sehingga, pria dengan tekanan darah tinggi, berisiko untuk mengalami disfungsi ereksi, atau kesulitan mempertahankan ereksi penis. Wanita dengan hipertensi juga berisiko mengalami disfungsi seksual. Sebab, tekanan darah tinggi mengurangi aliran darah ke vagina, yang mengurangi hasrat seksual, membuat vagina menjadi kering, hingga kesulitan mencapai orgasme.
Penting penderita hipertensi untuk mampu mengendalikan hipertensi. Terapkan gaya hidup sehat mulai dari sekarang, untuk mengendalikan tekanan darah yang tinggi. Gaya hidup sehat tersebut, termasuk dengan menghindari berat badan berlebih, berolahraga teratur, serta mengonsumsi makanan yang sehat. Kurangi asupan garam dari menu sehari-hari, serta kurangi makanan yang diproses. Anda juga harus menghindari konsumsi alkohol, atau setidaknya bisa mengurangi minuman keras tersebut. Berhenti merokok, mengendalikan stres, dan memonitor tekanan darah secara berkala, juga perlu Anda lakukan.