TEMPO.CO, Jakarta - Hanya dua hari setelah HUT RI ke-74 pada 17 Agustus 2019, aksi unjuk rasa yang berujung pada kerusuhan terjadi di Kota Manokwari, Papua Barat. Aksi yang digelar pada Senin pagi, 19 Agustus 2109, ini merupakan buntut dari kekerasan yang dialami oleh sejumlah mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya beberapa hari sebelumnya.
Tentunya bagi masyarakat yang bersangkutan, hal ini dapat memancing emosi negatif. Bukan hanya saat mendengar dan melihat kejadian saja, tapi emosi negatif juga bisa datang setelah membaca komentar di media sosial yang bertentangan dengan pendapat, atau faktor lain.
Sayangnya, emosi negatif ini bisa berdampak buruk pada kesehatan, terutama karena dapat memicu stres. Jika dibiarkan, stres bisa berujung pada penyakit serius, seperti diabetes, depresi, penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Psikolog Leon F. Seltzer Ph.D., seperti dilansir Psychology Today, menyarankan agar mengatur napas dan membuat tubuh menjadi rileks, saat seluruh tubuh terasa tegang karena kesal.
"Jadi, segera setelah Anda menyadari bahwa sesuatu yang negatif beresonansi kuat di dalam diri, ambil napas dalam-dalam dan lambat, mungkin sambil mengulangi kata 'tenang' atau 'santai' untuk diri sendiri," katanya.
Baca Juga:
Warga membersihkan sisa ban yang dibakar seusai aksi di Jl.Essau Sesa Manokwari, Papua Barat, Senin, 19 Agustus 2019. Suasana Manokwari mulai kondusif pascaaksi kerusuhan akibat kemarahan mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang. ANTARA
Emosi paling baik dialami pada tingkat ringan atau sedang. Jadi, ketika mencapai level tinggi, Anda harus menurunkan intensitasnya. Memperlambat pernapasan merupakan langkah awal yang ideal.
Selain itu, mengubah posisi dan melihat pemandangan yang tenang, misalnya sambil berbaring lalu berimajinasi, bisa membantu mengurangi emosi. Bayangkan pemandangan yang tenang, misalnya berbaring dengan damai di pantai saat matahari dan udara yang hangat mengenai tubuh.
Semakin berhasil berfantasi dalam lingkungan yang begitu indah, maka Anda akan semakin cepat memahami situasi yang membuat marah, tidak berdaya, atau sedih. Ingat, satu bentuk relaksasi belum tentu lebih baik daripada yang lain.
Jadi, pertimbangkan juga aktivitas relaksasi lain seperti meditasi, self-hypnosis, yoga, tai-chi, atau bahkan sekadar mengintip ke akuarium.