TEMPO.CO, Jakarta - Masalah autisme sering membuat bingung orang tua. Padahal, autisme pada anak bisa dideteksi sejak dini, terutama di 5 tahun pertama kehidupannya. Begitu menurut Ketua Masyarakat Peduli Autis Indonesia (MPATI) Gayatri Pamoedji.
Ada tujuh hal yang bisa dikenali. Jika dua dari tujuh hal ini bisa dijawab "tidak", segera periksakan anak pada dokter anak karena bisa menjadi tanda awal anak menderita autism. Berikut tandanya.
-Apakah anak memiliki ketertarikan pada anak-anak lain? Anak autis cenderung tidak.
-Apakah anak menunjukkan hal yang disukainya? Anak autis cenderung tidak.
-Apakah anak mau menatap mata Anda lebih dari 1-2 detik? Anak autis cenderung tidak punya kontak mata.
-Apakah anak mau meniru ucapan, ekspresi wajah, ataupun gerak-gerik Anda? Anak autis cenderung tidak mau.
-Apakah anak bereaksi ketika dipanggil? Anak autis cenderung acuh.
-Apakah anak mau melihat ke arah benda yang Anda tunjuk? Anak autis cenderung tidak mau mengikuti arahan.
-Apakah anak pernah bermain pura-pura, misalnya pura-pura menyuapi boneka atau menerima telepon? Anak autis cenderung bermain dengan cara tidak lazim.
Autisme spectrum disorder (ASD), serangkaian gangguan perkembangan saraf yang dapat mencakup fokus yang intens pada satu hal, tidak responsif, kurang memahami isyarat sosial, gerakan berulang atau melukai diri. Gayatri memiliki putra terdiagnosis autisme saat berusia 9 tahun. Saat itu, putranya tak pernah bisa melakukan kontak mata dengannya.
"Anak saya enggak ada kontak mata. Pandangan mata satu arah. Saat dipanggil seakan enggak mendengar. Enggak ada bonding antara ibu dan anak," katanya.
Gayatri menganjurkan para orang tua peka pada kondisi anak mereka sehingga penanganan bisa lebih dini.