TEMPO.CO, Jakarta - Virgil Van Dijk baru saja dinobatkan sebagai pesepakbola terbaik Eropa menyingkirkan nama-nama besar seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Pemain Belanda itu sukses menjadi bek andalan di Liverpool dan ikut membawa klub itu menjuarai Liga Champion musim 2018/19.
Namun, siapa sangka di balik tubuh bugarnya sekarang, dengan postur tinggi besar, Van Dijk pernah mengalami serangkaian masalah kesehatan di masa lalunya. Ketika berumur 17 tahun dan masih membela klub Eredivisie Groningen, ia pernah mengalami sakit perut hebat ketika latihan dan ditemukan ibunya sedang meringkuk di lantai. Ia pun segera dilarikan ke rumah sakit dan ternyata usus buntunya pecah.
Seperti dilansir Mirror, masalahnya bukan sekedar usus buntu. Akibat pecahnya usus buntu tersebut, ia mengalami peritonitis and uraemia, dua kondisi yang bisa menyebabkan kematian di masa lalu.
“Saya sudah melihat kematian di depan mata, dan pengalaman itu sungguh mengerikan. Untuk pertama kali dalam hidup, sepakbola tak berarti buat saya, sama sekali tak penting. Yang terpenting adalah bertahan hidup,” kenang pemain berusia 28 tahun itu.
Pemain Liverpool Virgil van Dijk mencium piala Liga Champions yang diraihnya usai mengalahkan Tottenham Hotspur di Wanda Metropolitano, Madird, Spanyol, 1 Juni 2019. REUTERS/Carl Recine
“Saya dan ibu pun berdoa dan membahas berbagai skenario. Saya harus menandatatangani berbagai dokumen. Andai saya meninggal di rumah sakit, sebagian uang saya diwariskan buat ibu,” tambahnya.
“Tak ada yang mau membahas isu ini tetapi saya harus melakukannya karena saya bisa saja mati saat itu juga. Yang saya ingat hanya berbaring dengan berbagai tabung dan selang di tubuh. Tubuh saya tak berdaya, saya tak bisa melakukan apapun. Hal terburuk pun sudah terlintas di benak,” lanjut pemain bertinggi 193 centimeter ini.
Menurut dokter, kondisi fisik Van Dijk yang tangguh adalah alasan ia tetap hidup. Setelah beberapa hari dirawat intensif, ia boleh berlatih lagi bersama Groningen. Namun berat badannya menyusut hampir 10 kilogram.
Permainannya yang cemerlang bersama Groningen membuatnya dilirik klub-klub bear Eropa. Ia pun direkrut klob Skotlandia, Glasgow Celtic (2013-2015), kemudian Southampton (2015-2018), dan akhirnya berlabuh di Liverpool pada musim panas 2018.