TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak yang menggunakan kacamata karena kondisi minus atau silinder biasanya diakibatkan terlalu lama melihat gadget. Mata silinder maupun mata minus pada anak menyebabkan ia harus menggunakan kacamata. Secara kasat mata, Anda akan melihat semakin banyak anak yang menggunakan kacamata minus atau silinder di usianya yang sangat muda.
Anggapan yang sering muncul ketika terjadi mata minus pada anak adalah karena pola gaya hidup yang salah. Semisal, terlalu lama melihat gadget, kerap membaca apapun sambil terlentang, hingga penerangan yang tidak maksimal.
Baca Juga:
Ketika anak menginjak usia 3-6 tahun, kemampuan visual dan penglihatannya sudah jauh berkembang ketimbang masa-masa di usia sebelumnya. Usia inilah mereka mulai piawai mengintegrasikan gerakan tubuh dan penglihatan.
Ada banyak aktivitas-aktivitas yang memerlukan kejelian mereka dalam melihat, mulai dari belajar menulis hingga aktivitas motorik kasar. Dalam kaitannya dengan mata silinder pada anak, hal ini cukup umum terjadi.
Mata silinder atau minus pada anak terjadi karena perubahan kelengkungan kornea mata. Konsekuensinya, penglihatan anak akan kabur karena cahaya yang masuk ke mata tidak fokus ke retina kemudian mengakibatkan pandangan buram.
Penyebab mata silinder pada anak tidak selalu karena gaya hidup. Bisa saja anak memang memiliki bentuk lensa mata yang berbeda sejak lahir. Artinya, ada faktor genetik yang berpengaruh di sini. Faktor lain yang bisa menyebabkan mata minus pada anak adalah operasi mata hingga cedera pada mata.