TEMPO.CO, Jakarta - Depresi adalah salah satu masalah kesehatan yang tidak boleh dibiarkan sebab bisa berdampak tak hanya pada psikis, namun juga keseluruhan fisik. Bagi pasien yang mengalami masalah kesehatan ini, obat antidepresan golongan serotonergik seperti fluoksetin dan sertralin pun menjadi andalan.
Sayangnya, menurut spesialis kesehatan jiwa Klinik Psikosomatik Rumah Sakit Omni Alam Sutera, Andri, obat tersebut tidak selalu berhasil pada setiap orang. Sebagai contoh, pasien yang datang kepadanya mengaku tidak lekas sembuh setelah mengonsumsi antidepresan.
“Ada pula beberapa yang justru mendapat efek samping dari obat antidepresan seperti insomnia, kognitif yang berkurang atau sulit berkonsentrasi dan nyeri,” katanya dalam unggahan video di akun Youtube pribadinya, Andri Psikosomatik, pada 8 September 2019.
Andri pun menjelaskan bahwa alasannya hanya satu, yakni sistem otak setiap orang yang berbeda sehingga tak heran jika hasil dari satu obat mungkin berhasil pada seorang namun tidak pada lainnya. “Terlebih tidak ada yang bisa memastikan bagian otak mana yang paling berperan saat depresi. Jadi mungkin obat tersebut bisa mengenai bagian otak yang bermasalah pada satu orang, namun tidak demikian pada Anda,” katanya.
Ia pun mengimbau agar pasien segera berkonsultasi pada ahli saat tidak lekas sembuh. Sebaliknya, jangan pula mengandalkan kemampuan sendiri dan mencari informasi seputar obat-obat antidepresan yang akan dikonsumsi lagi.
“Nanti tidak segera sembuh. Tapi berkonsultasilah pada psikiatri atau dokter kejiwaan karena mereka lebih tahu obat mana yang terbaik dan cocok untuk Anda,” katanya.