TEMPO.CO, Jakarta - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau semakin pekat. Kondisi ini makin membahayakan kesehatan warga Riau. Berdasarkan data Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sumatera, penghitungan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) rata-rata menunjukkan angka di atas 300. Tujuh dari sembilan alat pengukur ISPU menyimpulkan tingkat polusi dalam warna hitam yang artinya “berbahaya”, sedangkan sisanya berwarna merah yang artinya “sangat tidak sehat”.
Persoalan kabut asap akibat kebakaran lahan memang salah satu tantangan yang dialami Indonesia saat musim kering tiba. Kabut asap akan mengganggu jarak pandang juga berisiko menimbulkan gangguan kesehatan. “Paparan kabut asap dapat menyebabkan gangguan saluran napas,” kata dokter spesialis penyakit dalam, Yeny Tanoyo, kepada SehatQ. Gangguan yang dimaksud, mulai dari infeksi saluran saluran pernapasan atas (ISPA) hingga pneumonia.
Baca juga:
Apabila Anda tinggal di kota yang rawan mengalami kabut asap, mempelajari dan melakukan langkah-langkah berikut ini, dapat mengurangi risiko terhadap gangguan kesehatan yang mungkin muncul.
1. Pastikan kualitas udara di dalam rumah tetap baik
Saat berada di dalam rumah, pastikan jendela dan pintu dalam kondisi tertutup. Jika tersedia, nyalakan pendingin ruangan atau air conditioner (AC). Apabila tidak memiliki AC dan merasa terlalu panas berada di dalam rumah dengan kondisi jendela tertutup, maka ada baiknya Anda menuju pengungsian maupun pusat evakuasi, yang jauh dari area kabut asap.
2. Hindari aktivitas di dalam ruangan yang bisa sebabkan polusi
Menyalakan lilin maupun kompor gas, bisa meningkatkan polusi di dalam ruangan. Selain itu, menyedot debu dengan vacuum cleaner, bisa meningkatkan perputaran partikel debu, yang malah menyebabkan polusi di dalam ruangan. Begitu pula dengan aktivitas merokok. Oleh karena itu, hindarilah hal-hal tersebut.
Patuhi perintah evakuasi
3. Anda disarankan untuk tetap memantau berita mengenai kabut asap. Jika ada instruksi untuk menjalani evakuasi dari pemerintah daerah setempat, taatilah perintah tersebut. Bawalah hanya barang-barang yang diperlukan. Ikuti jalur evakuasi yang sudah ditentukan. Sebab, sejumlah jalur mungkin telah ditutup.
4. Lindungi diri saat membereskan tempat tinggal
Membereskan rumah kembali setelah terjadi kabut asap, bisa membuat Anda terekspos pada abu maupun partikel lainnya. Zat-zat tersebut dapat menimbulkan iritasi pada mata, hidung, kulit, serta mengakibatkan batuk, dan gangguan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, pastikan Anda melindungi tubuh dengan baik, saat membereskan tempat tinggal, setelah kabut asap berlalu.
Jika Anda mengalami asma maupun penyakit paru-paru lainnya, konsumsilah obat sesuai petunjuk dokter. Saat kesulitan bernapas di tengah kondisi kabut asap, ada baiknya Anda mengikuti petunjuk evakuasi dari pemerintah daerah setempat. Anda juga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter, apabila gejala-gejalanya semakin parah. Dokter spesialis penyakit dalam Yeny Tanoyo, menjelaskan, selain menimbulkan ISPA, kabut asap pun bisa mengakibatkan pneumonia, asma, serta penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Selain itu, Yeny melanjutkan, penelitian menunjukkan, kabut asap dapat meningkatkan kekambuhan penyakit jantung iskemik dan gagal jantung. Sebagai dampaknya, serangan jantung bisa terjadi.