TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan kembali membuka seleksi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada Oktober 2019. Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Bima Haria Wibisana menjelaskan total kuota lowongan CPNS atau ASN yang dibuka sebanyak 254.173 posisi.
Dengan jumlah kebutuhan yang begitu besar, peminatnya pun juga tak kalah banyak. Meski belum diketahui pasti, namun dari tahun ke tahun, angkanya memang selalu meningkat. Contohnya saja pada tahun 2014, peserta CPNS mencapai 2,4 juta yang memperebutkan 70 ribu kursi. Sedangkan pada tahun 2018, angkanya pendaftar naik menjadi 4,4 juta untuk 230 ribu kursi.
Lantas, apa yang menyebabkan minat masyarakat begitu besar untuk menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS)? Psikolog Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim mengatakan bahwa terdapat dua alasan dari dua golongan. Pertama, khususnya bagi mereka yang berada di desa, dorongan yang besar untuk menjadi PNS disebabkan oleh keinginan untuk menaikkan status sosial.
Sebab di desa, banyak orang yang bekerja sebagai buruh kasar seperti petani dan peternak. Sehingga dengan mendapatkan jabatan sebagai salah satu pegawai pemerintah bisa membuat keluarga menjadi lebih disegani. “Ada perbedaan yang signifikan dari segi pekerjaan. Apalagi di instansi pemerintahan itu akan membuat dia (orang yang lolos CPNS) maupun keluarga jadi lebih dihargai dan tidak dipandang rendah oleh sekitarnya,” katanya saat dihubungi TEMPO.CO pada Kamis, 19 September 2019.
Alasan kedua, lebih menjurus kepada masyarakat di perkotaan. Dengan latar belakang pendidikan yang tinggi, mereka pun berharap untuk bisa memperdalam ilmu. Setelah menjadi seorang PNS, wanita yang akrab disapa Romi ini mengatakan bahwa mereka bisa disekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi. “Ekspektasi masyarakat perkotaan lebih kepada penambahan pengetahuan. Karena salah satu manfaat dari menjadi seorang PNS itu disekolahkan, mereka lebih mengarah pada alasan ini,” katanya.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | CAESAR AKBAR