TEMPO.CO, Jakarta - Provinsi Riau telah diselimuti kabut asap tebal sejak awal September 2019. Kabut asap dari kebakaran hutan itu tak mengelilingi Riau saja, kini telah menyebar hingga Medan dan Aceh.
Dengan adanya kabut asap ini, berbagai masalah kesehatan pun bisa dialami. Salah satu organ yang rentan adalah kulit. Paparan kabut asap rupanya bisa menimbulkan segudang dampak negatif. Berikut beberapa di antaranya.
#Kerutan
Para ahli menghubungkan paparan kabut asap karena kebakaran hutan dengan rusaknya kolagen pada kulit. Menurut mereka, kolagen adalah protein yang membuat kulit kuat dan kencang. Tak heran, ketika kolagen rusak, kulit pun secara alami akan mulai membentuk kerutan.
Ilustrasi kulit kering. Shutterstock
#Kulit kering
Sadarkah Anda, paparan kabut asap yang terus menerus bisa menyebabkan kulit kering? Para ahli menghubungkan kerja kulit yang dipacu lebih keras agar mengisi kembali sel-sel kulit baru. Akhirnya, ini berdampak pada kekeringan. Bahkan, dampak lain yang lebih parah adalah kemerahan, kulit pecah-pecah, dan mengelupas.
Baca Juga:
#Jerawat
Jerawat adalah masalah kulit yang paling dibenci setiap orang. Paparan kabut asap bisa menciptakan jerawat di wajah. Hal ini dikarenakan kandungan polusi pada kabut tersebut. Salah satu yang sangat berkontribusi adalah karbon monoksida dan nitrogen dioksida.
#Kanker kulit
Dampak terparah dari paparan kabut asap yang tak kunjung henti adalah kanker kulit. Dengan banyaknya kandungan negatif pada asap, para peneliti percaya bahwa ini bisa memicu pertumbuhan sel-sel kanker abnormal pada kulit. Meski demikian, penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya masih harus dilakukan.