TEMPO.CO, Jakarta - Demonstrasi sedang dilakukan ratusan mahasiswa di gedung DPR RI di Jakarta sejak Senin, 23 September 2019. Tujuan demo mahasiswa ini agar Undang-undang Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, RKUHP, dan RUU Pertanahan direvisi.
Terlepas dari isu yang dibahas, dokter Ari Fahrial Syam, praktisi kesehatan di Jakarta, yang menekuni masalah gastroenterologi atau ilmu tentang gangguan dan penyakit saluran pencernaan, mengatakan bahwa demonstrasi bisa membawa dampak negatif. Salah satunya, para demonstran yang turun ke jalan berisiko mengalami dehidrasi, baik berupa kekurangan cairan maupun elektrolit.
Oleh karena itu, bagi para demonstran yang berjalan kaki, berteriak, atau bernyanyi, mereka harus tetap menjaga asupan air. Minum yang cukup penting dilakukan untuk mencegah agar tubuh tidak kekurangan cairan. Apalagi jika demonstrasi dilakukan pada saat cuaca panas.
“Para demonstran akan berkeringat dan bisa kekurangan cairan dan elektrolit. Saat kondisi tubuh seperti itu, mereka harus tetap mengonsumsi cairan, terutama cairan yang berelektrolit,” kata Ari saat dihubungi Tempo beberapa waktu lalu.
Dehidrasi perlu dihindari karena kondisi tersebut akan membuat orang menjadi lebih sensitif dan emosi menjadi tidak terkendali. Selain itu, dehidrasi juga bisa membuat seseorang susah berpikir jernih.
Baca Juga:
Suasana jalan tol dalam kota di depan Gedung DPR RI yang diblokade oleh mahasiswa pada Selasa sore, 24 September 2019. Massa memasuki jalan tol dalam kota saat menggelar aksi tolak RKUHP dan UU KPK. TEMPO/Subekti
Dehidrasi juga bisa membuat pusing. Bahkan, jika kondisi dehidrasi bertambah berat bisa berakibat fatal, orang bisa pingsan atau menyebabkan kematian.
“Para demonstran harus mencegah agar tak sampai dehidrasi,” ujarnya.
Masalah lain, lantaran saat berdemonstrasi pelaku berteriak-teriak, hal itu bisa menyebabkan tenggorokan kering dan mengalami iritasi. Agar tak menyebabkan masalah serius, lagi-lagi para demonstran dianjurkan untuk tetap minum dan diusahakan jangan menenggak minuman dingin.
“Upaya mencegah dehidrasi bukan hanya untuk demonstran, tetapi juga berlaku untuk para petugas yang sedang mengamankan aksi tersebut,” katanya.
Upaya simpatik dapat dilakukan dari kedua belah pihak, baik pendemo maupun petugas, yakni dengan saling berbagi minuman.
“Tentu, kita semua berharap agar demonstrasi yang sekarang marak terjadi berjalan damai. Agar tak terjadi dehidrasi, para demonstran dan petugas hendaknya tetap menjaga kesehatan dengan memperhatikan minumnya,” katanya.