TEMPO.CO, Jakarta - Buat yang ingin mengurangi stres, datang saja ke pusat kebbugaran terdekat sekarang juga. Menurut sebuah studi meta-analisis atau analisis kuantitatif dengan menggunakan sejumlah data cukup banyak serta merapkan metode statistik, yang dipublikasikan dalam jurnal Sports Medicine, para peneliti menyimpulkan bahwa angkat beban dapat membantu seseorang mengurangi rasa cemas penyebab stres.
Sebanyak 922 orang partisipan yang melakukan angkat beban, dua hingga lima kali per minggu dengan rata-rata 11 minggu, termasuk intensitas sekitar 50 hingga 80 persen repetisi maksimal, hingga intensitas yang lebih tinggi atau di atas 80 persen, dilaporkan tingkat kecemasannya berkurang.
Mereka yang sehat, tanpa adanya penyakit fisik atau mental, kekebalan tubuhnya juga mengalami peningkatan karena ada aktivitas yang memompa zat besi seperti angkat beban. Tidak mengherankan jika angkat besi secara umum dapat mengurangi stres.
Ilustrasi angkat besi. nisaanetwork.net
Namun, beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya mengaitkan efek tersebut dengan opsi kardio lain, seperti lari atau bersepeda sebab olahraga (aerobik) tradisional seperti lari atau bersepeda meningkatkan produksi protein di dalam otak bernama BDNF, yang berfungsi untuk meredakan stres. Demikian dilansir Men’s Health.
Dengan kata lain, analisis yang dilakukan tersebut juga menunjukkan bagaimana efek yang diperoleh setelah melakukan angkat besi sama dengan kardio. Tentu menjadi kabar baik bagi mereka yang lebih senang melakukan angkat besi dibanding lari di atas treadmill.
Namun, para peneliti tidak terlalu yakin bagaimana angkat besi dapat berdampak pada otak. Mereka percaya bahwa angkat besi dapat berdampak secara fisiologis dan sosial. Angkat besi memiliki komponen sosial yang dapat membantu seseorang meredakan stres, sekaligus memperlancar regulasi monoamine neurotransmitters dalam otak, termasuk hormon dopamin dan serotonin, yang berperan untuk mengatur suasana hati.