TEMPO.CO, Jakarta - Berbelanja merupakan kesenangan banyak orang sekaligus tantangan tersendiri. Tidak hanya menyeimbangkan anggaran tapi juga memilih makanan bernutrisi saat ke mal.
Ada banyak sekali makanan yang menipu, diberi label menyehatkan, padahal tidak sama sekali. Berikut makanan yang harus dihindari saat berbelanja, dilansir dari Mashed.
#Apapun dengan perasa bluberi
Jika Anda memang benar-benar menyukai bluberi, pilih yang asli. Makanan apapun dengan iming-iming aroma atau rasa bluberi sudah pasti harus dihindari. Muffin, sereal, yogurt, granola bars, bahkan tepung panekuk instan yang diberi label mengandung bluberi nyatanya tidak mengandung sama sekali buah bluberi. Para produsen menggantikannya dengan gula, lemak, dan pewarna makanan merah atau biru.
#Burger dalam kemasan
Vegetarian merupakan sebuah fenomena saat ini, namun memilih burger dalam kemasan untuk konsumsi sehari-hari bukanlah hal yang tepat. Beberapa jenis burger mengandung sodium tinggi. Lainnya bahkan mengandung bahan berbahaya setelah diuji EPA, bernama heksan, senyawa yang digunakan dalam proses mengubah kacang kedelai menjadi minyak kacang kedelai. EPA mengategorikan heksan sebagai polusi udara.
#Jus jeruk dalam kemasan
Berbeda dengan jus jeruk segar, jus jeruk dalam kemasan melalui banyak sekali tahap hingga akhirnya berada di atas meja makan. Jus jeruk diproses, disterilkan (pasteurisasi), dan disimpan dalam tangki berukuran superbesar selama kurang lebih delapan bulan, tergantung pada masing-masing produsen minuman.
Jus jeruk
#Ekstrak vanila
Ekstrak vanili yang dijumpai di berbagai pusat perbelanjaan terbuat dari senyawa bernama vanillin dan zat kimia lain, sehingga terasa seperti vanila asli. Mengapa tidak menggunakan vanili asli? Sebab, harga vanillin jauh lebih murah. Vanillin juga produk sampingan yang dapat diekstraksi dari kayu atau batu bara.
#Smoothies supermanis
Menurut British Dietetic Association, beberapa produsen smoothies sangat bergantung pada proses yang disebut juicing untuk membuat dasar smoothies. Proses tersebut tidak hanya menghilangkan banyak serat namun juga menghilangkan banyak nutrisi dan manfaat penting dalam buah yang digunakan.
#Selai kacang tanpa lemak
Dalam beberapa kasus, selai kacang rendah lemak yang diproduksi menggunakan gula, sirup jagung, dan berbagai jenis pati sebagai pengganti kacang asli yang tentunya mengandung banyak lemak baik sekaligus menghasilkan tekstur dan rasa selai seperti selai kacang tanpa lemak.
#Air minum bervitamin
Menurut para peneliti dari Universitas New York, penduduk Amerika Serikat tidak kekurangan vitamin, Kalaupun ada, air minum bervitamin tidak akan membantu sedikit pun. Menurut Center for Science in the Public Interest, produsen minuman bervitain seperti Coca-Cola sengaja menggunakan istilah-istilah kesehatan untuk menutupi banyaknya gula yang ditambahkan pada minuman.
Ilustrasi sayuran. TEMPO/Aditia Noviansyah
#Sayur dalam kemasan plastik
Menurut para peneliti dari Universitas Leicester di Inggris, daun sayuran yang sudah layu dalam satu bungkus sayur bukan hanya membuat jijik, namun juga meningkatkan pertumbuhan bakteri salmonella. Salmonella menempel pada daun, bahkan mencucinya di bawah air mengalir tidak menjamin bakteri tersebut hilang.
#Salami
Salami atau daging yang diproses dengan teknologi tinggi lain tentu harus dihindari saat berbelanja. Alasan utama karena kandungan lemaknya. Satu iris salami mengandung 7 gram lemak atau setara dengan 11 persen kebutuhan lemak harian.
#Krimer kopi
Terutama krimer non-dairy, hanya berisi sirup jagung dan minyak sayur yang terbuat dari minyak terhidrogenasi agar masa penyimpanan lebih lama. Sejak 2018, produk tersebut dilarang penggunaannya di Amerika Serikat.
#Bumbu salad
Bumbu salad yang dikemas dalam botol-botol cantik bukan pilihan yang tepat untuk melengkapi salad buah atau sayur. Para peneliti dari Universitas Purdue mengungkapkan bahwa bumbu salad tersebut mengandung 20 gram lemak yang tidak dapat diserap oleh tubuh. Lemak yang mengendap pada aliran darah tersebut menyebabkan nutrisi lain tidak dapat diserap secara maksimal.