TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan Vape atau rokok elektrik kembali menjadi pembahasan yang bisa berujung perdebatan. Pasalnya, hasil riset panjang yang dilakukan badan amal kesehatan Action on Smoking and Health(ASH) di Inggris menunjukkan rokok elektrik beraroma atau Vape membantu menghentikan kebiasaan merokok. ASH merilis dari 3,6 juta pengguna Vape, sebanyak 54,1 persen adalah mantan perokok yang mayoritas beralasan ingin berhenti merokok.
"Rokok elektrik telah terbukti menjadi bantuan yang sangat efektif bagi perokok yang mencoba berhenti,” ujar Kepala Eksekutif ASH Deborah Arnott.
Ia menyebut sebanyak 39,8 persen dari pengguna Vape di Inggris masih merokok. Namun, hal ini dalam rangka mengurangi jumlah rokok konvensional yang diisap, dengan persentase sebanyak 21 persen. Pemberitaan negatif soal korban penyalahgunaan Vape di Amerika Serikat menurut Arnott memberi kekhawatiran akan tingginya perokok konvensional.
”Penyakit akibat pemakaian Vape di AS jelas memprihatinkan. Tetapi, tampaknya terkait dengan penyalahgunaan rokok elektrik dengan menggunakan obat terlarang, tidak ada yang seperti ini yang terlihat di Inggris sampai saat ini,” katanya.
Ilustrasi rokok elektrik atau vape. REUTERS/Victor Ruiz Garcia
ASH memaparkan rokok elektrik di Inggris diatur dengan serangkaian peraturan oleh Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA), sejenis BPOM setempat yang memonitor dampak penggunaan Vape. Sementara itu, Profesor Kecanduan Tembakau di King's College London, Ann McNeill, menyebut angka perokok sudah jauh lebih berkurang dibandingkan 2014.
"Porsi mantan perokok yang hijrah menjadi Vapers sebanyak lebih dari setengah total Vapers pada 2019. Hal itu jauh meningkat dibandingkan 2014, yang hanya sepertiganya," ujar McNeill.
Menurut McNeill, menggunakan Vape sebetulnya tidak bebas risiko, namun jauh lebih kecil risikonya dibandingkan merokok, yang terhitung membunuh hampir 100 ribu orang per tahun di Inggris. Penulis buku Bukti independen e-rokok eletktrik untuk Kesehatan Masyarakat Inggris itu juga mengatakan yang terpenting adalah bahwa semua Vapers berhasil berhenti merokok sepenuhnya.
"Karena jika tidak, mereka masih memaparkan diri pada risiko penyakit serius dan kecacatan yang disebabkan oleh merokok,” ujarnya.