TEMPO.CO, Jakarta - Hari Kontrasepsi Dunia diperingati sejak 2007 setiap 26 September. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan tentang reproduksi dan kesehatan seksual.
Tujuan lain dari peringatan itu adalah untuk memastikan semua kelahiran adalah sesuatu yang diharapkan. Peringatan itu didukung oleh 17 organisasi nirlaba internasional dan lembaga pemerintah beberapa negara.
Sementara itu, spesialis kandungan dr. Boy Abidin menjelaskan perempuan yang mengalami menstruasi tidak teratur dapat memanfaatkan pil kontrasepsi untuk membantu mengatur siklus, bahkan untuk remaja sekalipun.
"Kalau ada wanita yang mengalami gangguan haid, bahkan remaja sekalipun, kalau mens tidak teratur. Jika dia tidak punya masalah yang lain atau lebih karena masalah hormonal, kalau biasanya akan saya berikan pil KB," ujar spesialis obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta itu.
Ia tidak memungkiri banyak pihak yang masih tidak mengetahui fungsi lain dari pil kontrasepsi. Bahkan, jika disarankan kepada remaja, beberapa orang tua menolak karena takut memiliki efek samping kepada anaknya yang belum menikah.
Padahal, menurut Boy, yang dilakukan oleh pil kontrasepsi hanya akan mengatur kadar hormon tubuh untuk kembali melancarkan siklus menstruasi perempuan. Pil itu juga tidak akan dikonsumsi dalam waktu yang lama, hanya sekitar 3 bulan dan setelah itu biasanya siklus pasien akan kembali normal.
"Jadi, ini aman digunakan untuk yang belum pernah melakukan hubungan seks," ujarnya.
Pil kontrasepsi tidak hanya membantu merencanakan kehamilan tapi juga ada manfaat lain, seperti mempertahankan berat tubuh, mengurangi rasa sakit saat menstruasi dan berjerawat.