TEMPO.CO, Jakarta - Di era digital ini, penggunaan teknologi telah menjadi kebutuhan setiap orang. Bahkan, untuk mempercepat aktivitas bersama teknologi, data personal pun disimpan dan digunakan di sana.
Menteri komunikasi dan informasi, Rudiantara menghimbau untuk selalu mengganti kata sandi secara berkala. “Karena aktivitas kita tidak pernah jauh dari penggunaan telepon genggam dan internet, sangat disarankan untuk mengganti kata sandi setidaknya 3-6 bulan sekali,” katanya dalam acara Netizen Fair di Jakarta pada 5 Oktober 2019.
Baca juga:
Ada berbagai alasan untuk melakukannya. Pertama, Rudiantara mengatakan bahwa mengganti kata sandi secara berkala penting agar data tentang informasi diri tidak diretas dan disalahgunakan. Mengganti kata sandi, semakin penting dilakukan oleh masyarakat yang memiliki kata sandi lemah seperti angka berderet atau tanggal lahir.
Sebab, kata sandi yang mudah terbayangkan bisa meningkatkan risiko peretasan. “Banyak yang membuat password 123456. Ini sangat membahayakan untuk data Anda. Sebaiknya ganti berkala dan gunakan kata sandi yang lebih rumit,” katanya.
Rudiantara juga mengingatkan tentang pembatasan akan peretasan. Apalagi bagi orang-orang yang memiliki satu kata sandi untuk semua akun media sosial dan hal lain terkait teknologi. Sebab, ini akan memudahkan peretasan untuk terjadi di semua platform. “Itulah sebabnya harus diganti berkala dan dibedakan. Agar jika satu akun diretas, yang lainnya tetap aman,” katanya.
Terakhir, penggantian kata sandi secara berkala juga digunakan agar mencegah orang lain menggunakannya. Ini ditujukan bagi mereka yang sering menyimpan kata sandi di perangkat lunak. Terlebih jika perangkat tersebut digunakan oleh banyak orang dan bukan pribadi.
“Biasanya di laptop atau komputer akan ada pilihan untuk menyimpan username dan password. Kalau Anda menggunakan perangkat yang dipakai banyak orang, risiko pengguna lain untuk ingin tahu akan lebih besar. Jadi jangan disimpan dan segera ganti berkala,” katanya.