Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lampu Kamar Nyala Saat Tidur, Bikin Berat Badan Bertambah

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi wanita tidur. Unsplash.com/Bruce Mars
Ilustrasi wanita tidur. Unsplash.com/Bruce Mars
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keberadaan cahaya lampu kamar dan televisi, yang bisa mengganggu tidur Anda, sudah lama diketahui. Namun, pada Juni lalu, sebuah penelitian menunjukkan ada hubungan antara lampu tidur, gangguan tidur, dan pertambahan berat badan.

Para ilmuwan di National Institute of Environmental Health Sciences di Amerika Serikat menyatakan tidur dengan televisi dan lampu menyala di kamar bisa menjadi faktor risiko kenaikan berat badan perempuan. Penelitian ini dipublikasikan secara daring pada 10 Juni di JAMA Internal Medicine. Ini adalah penelitian pertama yang menemukan hubungan paparan cahaya buatan pada malam hari saat tidur dengan kenaikan berat badan pada perempuan.

Tim peneliti menggunakan data kuesioner dari 43.722 perempuan berusia 35-74 tahun yang tak memiliki riwayat kanker atau penyakit kardiovaskular. Mereka juga bukan pekerja dengan sistem shift, bukan tipe yang tidur pada siang hari, dan tidak sedang hamil ketika penelitian dimulai. Proses ini dilakukan pada Juli 2003-Maret 2009, sementara tindak lanjutnya selesai pada 14 Agustus 2015.

Kuesioner tersebut menanyakan kepada para perempuan mengenai kebiasaan tidur mereka. Utamanya tentang apakah mereka tidur tanpa cahaya sama sekali, tidur dengan adanya cahaya kecil, tidur dengan adanya cahaya di luar kamar, dan tidur dengan televisi menyala atau lampu menyala di dalam kamar.

Para ilmuwan juga mengukur berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang dan pinggul, serta pengukuran indeks massa tubuh sebagai dasar. Lalu ditambah dengan informasi yang dilaporkan oleh peserta penelitian tentang berat badan mereka di awal dan lima tahun kemudian. Berbekal informasi ini, para ilmuwan dapat mempelajari obesitas dan penambahan berat badan pada perempuan yang terpapar cahaya buatan pada malam hari dan mereka yang tidur dengan kondisi kamar yang gelap.

Hasilnya bervariasi, sesuai dengan tingkat paparan cahaya buatan pada subyek penelitian. Perempuan yang menggunakan lampu malam kecil tidak mengalami kenaikan berat badan. Berbeda dengan perempuan yang tidur dengan lampu atau televisi menyala. Kelompok ini 17 persen lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan 5 kilogram atau lebih, 13 persen memiliki setidaknya 10 persen peningkatan indeks massa tubuh (BMI), 22 persen lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan, dan 33 persen lebih mungkin mengalami obesitas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penulis utama penelitian ini, Yong Moon-park, mengatakan penelitian tersebut menunjukkan strategi kesehatan masyarakat yang layak demi mengurangi obesitas pada perempuan. Ia menuturkan pola makan tinggi kalori dan perilaku tidak sehat menjadi faktor yang sering dikutip untuk menjelaskan penyebab obesitas. "Studi ini memberikan cara bagi perempuan yang tidur dengan lampu atau televisi pada malam hari untuk meningkatkan kesehatan mereka," ujarnya.

Kepala Cabang Epidemiologi di National Institute of Environmental Health Sciences, Dale Sandler, menuturkan kualitas tidur yang buruk dengan sendirinya dikaitkan dengan obesitas dan penambahan berat badan. Namun sering kali tidak ada penjelasan hubungan antara paparan cahaya buatan saat tidur dan berat badan.

Penulis lain dalam penelitian itu, Chandra Jackson, tertarik pada perbedaan ras dalam kesehatan tidur. Ia mencatat, bagi banyak orang yang tinggal di lingkungan perkotaan, cahaya pada malam hari lebih umum dan harus dipertimbangkan. Hal-hal seperti lampu jalan, papan penunjuk lampu neon, dan sumber cahaya lainnya dapat menekan hormon tidur melatonin dan siklus ritme sirkadian-variasi biologis di dalam tubuh yang terjadi dalam waktu 24 jam dan dikendalikan oleh jam biologis tubuh.

Chandra Jackson menjelaskan manusia secara genetik beradaptasi dengan lingkungan alami yang terdiri atas keberadaan sinar matahari pada siang hari dan kegelapan pada malam hari. Keberadaan paparan cahaya buatan pada malam hari dianggap dapat mengubah hormon dan proses biologis lainnya. "Dapat mengubah hormon dan proses biologis lainnya dengan cara meningkatkan risiko kondisi kesehatan seperti obesitas."

SCIENCE DAILY | FORBES.COM | HER.IE | DIKO OKTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jaga Kesehatan dengan Menerapkan Waktu Tidur Ideal

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan tidur. Foto: Freepik.com
Jaga Kesehatan dengan Menerapkan Waktu Tidur Ideal

Berikut waktu tidur ideal agar kesehatan tubuh terus terjaga. Jangan tidur terlalu malam bila tak ada kepentingan khusus.


Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

2 hari lalu

Ilustrasi tidur di dalam mobil. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

Tidur singkat atau power nap dapat membantu masyarakat menjaga kesehatan fisik dan mental selama perjalanan jauh dengan kendaraan. Kenapa penting?


Penelitian Ungkap Kualitas Tidur Wanita Lebih Buruk dari Pria, Ini Pemicunya

3 hari lalu

Wanita mengalami susah tidur atau insomnia. Freepik.com/Jcomp
Penelitian Ungkap Kualitas Tidur Wanita Lebih Buruk dari Pria, Ini Pemicunya

Penelitian menunjukkan hampir 60 persen perempuan mengalami insomnia. Kualitas tidur mereka diklaim lebih buruk dari lawan jenis.


7 Tips Tidur Nyenyak di Pesawat

3 hari lalu

Ilustrasi penumpang pesawat terbang kelas ekonomi. Freepik.com/DC Studios
7 Tips Tidur Nyenyak di Pesawat

Beberapa tips ini bisa Anda lakukan jika ingin tidur nyenyak di pesawat.


Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

4 hari lalu

Ilustrasi menimbang berat badan. Shutterstock
Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

Diet sehat setelah banyak makan makanan bersantan saat Lebaran bisa diterapkan dengan pola makan bergizi seimbang agar berat badan ideal lagi.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

4 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Bukan Hanya Kopi, Ini 7 Rekomendasi Minuman untuk Perjalanan Malam saat Arus Balik

4 hari lalu

Iced Matcha Latte. Shutterstock
Bukan Hanya Kopi, Ini 7 Rekomendasi Minuman untuk Perjalanan Malam saat Arus Balik

Perjalanan arus balik Lebaran menjadi momen melelahkan. Saat melakukan perjalanan malam, Begadang mungkin tak terhindarkan.


Jangan Remehkan Tidur Singkat untuk Kesehatan Saat Jalani Arus Mudik

5 hari lalu

Ilustrasi tidur di dalam mobil. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Jangan Remehkan Tidur Singkat untuk Kesehatan Saat Jalani Arus Mudik

Praktisi Kesehatan Masyarakat Ngabila Salama mengatakan tidur singkat atau yang lebih dikenal dengan power nap dapat membantu menjaga kesehatan


5 Minuman yang Dapat Mencegah Microsleep

5 hari lalu

Ilustrasi pengemudi mulai mengantuk karena microsleep. Sumber: toyota.astra.id
5 Minuman yang Dapat Mencegah Microsleep

Ada sejumlah minuman yang dapat membantu mencegah microsleep dengan memberikan dorongan energi dan meningkatkan kewaspadaan.


Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

12 hari lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

Berikut saran pakar kesehatan agar berat badan tidak melonjak selama perayaan Lebaran karena makan berlebihan.