TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog yang juga akademisi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali, Tience Debora Valentina, M.A., mengatakan ciri-ciri orang yang berniat melakukan bunuh diri bisa dikenali, mulai dari berbicara tentang bunuh diri, keinginan untuk mati, tidak ingin bertemu siapa-siapa, atau kalimat lain yang bernada keputusasaan dan ketidakberdayaan.
"Kemudian, orang tersebut biasanya memiliki masalah dengan makan dan tidur, yaitu cenderung malas makan dan sulit tidur, ada perubahan perilaku dari biasanya, seperti mengurung diri, tidak mau berbicara dengan orang lain," katanya.
Lalu, kehilangan minat terhadap pekerjaan, hobi atau lain, menulis atau mengucapkan kata-kata bernada perpisahan dengan orang terdekat, dan mungkin sudah pernah melakukan percobaan bunuh diri sebelumnya.
Ia memastikan tidak ada penyebab yang dominan orang melakukan bunuh diri karena itu hanya faktor pemicu atau faktor situasi seperti konflik dengan orang lain, gagal dalam ujian atau tes pekerjaan. Bisa juga mereka yang mengalami perundungan, kekerasan, kematian, atau kehilangan anggota keluarga yang dicintai dan situasi lain. Selain itu ia mengingatkan jangan sampai mengabaikan faktor kerentanan kepribadian atau orang dengan gangguan psikologis yang menyebabkan berperilaku bunuh diri.
Sebagai contoh, orang berkepribadian borderline personality disorder atau tidak stabil secara emosi memiliki kecenderungan berperilaku bunuh diri dan masih banyak gangguan kepribadian lain yang menjadi faktor risiko perilaku bunuh diri. Oleh karena itu, tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan perilaku bunuh diri sehingga harus benar-benar dikaji secara mendalam.
Pada sisi lain, ia menilai kasus bunuh diri dapat dicegah, dimulai dengan ketika menemukan orang yang berpotensi mengajak bicara, menemani, mendengarkan apa yang disampaikan dengan perhatian, dan tidak menghakimi atau mengolok-olok. Singkirkan benda tajam atau berbahaya yang dapat digunakan sebagai alat melakukan tindakan bunuh diri hingga memberikan dorongan untuk menemui ahli psikiater atau psikolog yang dapat membantu.
Ia menilai orang berperilaku bunuh diri karena merasa tidak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi sendiri sehingga perlu didorong untuk tidak sungkan menemui orang yang mampu mendengarkan apa yang menjadi keluh kesahnya.
"Kerja sama dengan berbagai pihak untuk menolong orang tersebut penting untuk menyelesaikan masalahnya, melibatkan komunitas sekitar, misalnya sekolah, teman terdekat, teman dan atasan di lingkungan pekerjaan, tokoh masyarakat, tokoh agama, sehingga orang itu menyadari ia tidak sendiri," ujarnya.