TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda ataupun orang terdekat Anda menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi, tak sedikit saran dari ahli kesehatan untuk mengurangi konsumsi garam. Tahukah mengapa?
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI) Tunggul D. Situmorang mengatakan bahwa penjelasan untuk hal ini sangat rumit dan panjang. “Saya yakin kalau Anda tanya ke mahasiswa kedokteran semester 4, mereka pasti tidak bisa menjawab. Karena ini sulit,” katanya dalam acara Gerakan Peduli Hipertensi: Kendalikan Hipertensi, Sayangi Ginjalmu di Jakarta pada 17 Oktober 2019.
Baca Juga:
Namun secara mudah, Tunggul menjelaskan bahwa garam yang terlalu banyak memiliki dampak buruk, khususnya bagi penderita hipertensi. Pertama, ia mengatakan bahwa garam memiliki sifat yang mengikat air. “Jadi garam dan air pasti selalu satu. Tidak bisa dipisahkan,” katanya.
Karena sifat garam yang mengikat air tersebut, volume darah pun berpengaruh dan membesar. Saat ukurannya besar, Tunggul mengatakan bahwa ini akan meningkatkan tekanan darah pula. “Penelitian membuktikan bahwa garam sebaiknya tidak dikonsumsi lebih dari satu sendok teh sehari. Karena setengah sendok saja bisa menaikkan tekanan sistolik lima poin dan diastolik tiga poin,” katanya.
Lebih dari itu, gaya hidup selain mengkonsumsi garam juga semakin meningkatkan risiko hipertensi. Ini termasuk perilaku merokok, malas berolahraga, mengkonsumsi alkohol dan stres. “Garam bisa menjadi faktor utamanya. Tapi faktor-faktor pendukung lainnya juga tidak boleh diabaikan. Seharusnya diperbaiki untuk kesehatan yang lebih baik,” katanya.