TEMPO.CO, Jakarta - Joko Widodo atau Jokowi dilantik sebagai Presiden periode 2019-2024 bersama wakil presiden Ma'ruf Amin. Dalam pidato pertamanya, Jokowi mengatakan untuk mencapai target negara harus disertai kerja keras, kerja cepat, dan kerja-kerja bangsa kita yang produktif.
Menurutnya, dalam dunia yang penuh risiko, sangat dinamis, dan kompetitif, kita juga diwajibkan untuk terus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru.
"Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang monoton. Harusnya inovasi bukan hanya pengetahuan. Inovasi adalah budaya," kata Jokowi di Kompleks Gedung MPR DPR, Jakarta, Ahad, 20 Oktober 2019.
Menanggapi pernyataan Jokowi, psikolog Merry Allnita mengatakan bahwa dengan perkembangan zaman yang semakin maju memang dibutuhkan perubahan ke arah yang lebih baik. Meski demikian, ada sisi positif dan negatif dalam merealisasikannya.
Dari segi positif, Merry mengatakan bahwa inovasi membuat seseorang menjadi tidak tertinggal. Hasilnya, ini akan berdampak pada kesejahteraan bangsa.
“Karena kita dipicu untuk memikirkan langkah baru, tentu inovasi itu akan berdampak pada nilai positif kita di mata dunia. Pada akhirnya juga akan membantu secara ekonomi pribadi maupun negara,” katanya saat dihubungi Tempo.co pada Senin, 21 Oktober 2019.
Namun, dari segi negatif, Merry mengatakan bahwa segala perubahan memang membutuhkan penyesuaian. Contohnya seperti peralihan dari cara-cara manual ke cara digital yang menuntut seseorang agar lebih melek teknologi.
“Bukan sesuatu yang mudah untuk mengubah kebiasaan. Ini tantangannya. Kalau bisa melakukannya, pasti berhasil dan tidak ketinggalan zaman,” katanya.