TEMPO.CO, Jakarta - Pencegahan primer dengan menghindari faktor risiko adalah upaya pencegahan paling ideal kanker payudara. Menurut ahli bedah onkologi RSCM, Dr. Sonar Doni Panigoro, kanker tersebut dapat dicegah dengan tiga cara.
"Faktor risiko bisa dihindari sejak awal untuk mencegah terjadinya kanker," katanya melalui buku Beda Cerita 1 Suara: Kisah Kanker Payudara HER2 – Positif.
Ia mengatakan dalam buku tersebut bahwa hingga saat ini hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya kanker secara umum belum diketahui secara pasti. Namun, faktor risiko yang erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara antara lain jenis kelamin perempuan, usia lebih dari 50 tahun, riwayat keluarga, dan genetik. Kemudian, riwayat penyakit payudara sebelumnya, riwayat menstruasi dini di bawah usia 12 tahun, atau menstruasi pertama yang terlambat juga menjadi bagian dari faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara.
Selain itu, riwayat reproduksi, masalah hormonal, obesitas, konsumsi alkohol, riwayat radiasi dinding dada, dan masalah lingkungan juga termasuk ke dalam faktor risiko kanker payudara. Untuk dapat mencegah terjadinya kanker payudara, ia mengatakan ada tiga cara pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu dengan pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Karena belum diketahui secara pasti penyebab seseorang terserang kanker payudara, pencegahan primer menjadi sulit dilakukan.
"Yang dapat dilakukan adalah mengendalikan faktor risiko," katanya.
Untuk mengendalikan faktor risiko tersebut, masyarakat diimbau untuk berolahraga secara teratur, makan makanan sehat, menghindari alkohol, dan tidak merokok.
"Jika berhasil mengendalikan faktor-faktor risiko tersebut, kemungkinan terkena kanker akan berkurang sekitar 40 persen," ujarnya.
Kemudian, pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan melakukan deteksi kanker sejak awal atau sejak dini. Bentuk pencegahan sekunder kanker payudara paling sederhana dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri.
Lalu, pemeriksaan payudara menggunakan USG. Bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun, pemeriksaan payudara dengan memakai mamografi juga dapat diusahakan.
"Kanker payudara jarang sekali dialami wanita usia belasan tahun. Di usia kurang 20 tahun pemeriksaan payudara cukup dilakukan sekali saja, kemudian 2-3 tahun sekali. Usia 30-40 tahun pemeriksaan bisa 2 tahun sekali," jelasnya.
"Adapun pencegahan tersier adalah jika sudah terkena kanker, maka segera mencari pengobatan yang tepat, tidak termakan berita bohong atau iklan produk, atau layanan kesehatan yang menyesatkan," katanya.