TEMPO.CO, Jakarta - Protein hewani adalah salah satu senyawa organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh. Sayangnya, masih minim minat masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan ini.
Berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO) pada 2017, konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia baru sebesar 8 persen. Sedangkan, angka tersebut cukup jauh bila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai 28 persen, Filipina 21 persen dan Thailand 20 persen.
Padahal, berbagai masalah kesehatan bisa dialami jika konsumsi protein hewani tidak terpenuhi dengan baik. Pakar Gizi Universitas Indonesia Saptawati Bardosono menyebutkan bahwa salah satunya adalah stunting alias tubuh kerdil. Sebab, protein hewani berperan dalam tumbuh kembang anak. “Studi di Cina pada tahun 2010 menyebutkan protein hewani yang kurang akan meningkatkan risiko stunting sebesar 33 persen. Tubuh yang kerdil juga sering dikaitkan dengan IQ yang rendah,” katanya dalam acara FFI MilkVersation di Jakarta pada 4 November 2019.
Berbagai jenis penyakit juga rentan dialami jika seseorang tidak memperhatikan asupan protein hewaninya. Saptadewi mengatakan bahwa asam amino dalam protein hewani amat berperan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. “Kalau asupan protein rendah, asam amino juga rendah. Akibatnya dia akan mudah sakit,” katanya.
Jika Anda ingin memiliki tubuh yang kekar, mengabaikan protein hewani juga bisa memberikan dampak negatif. Sebab, ia berperan penting untuk mengisi otot tubuh. “Itulah mengapa kalau orang nge-gym harus banyak makan dada ayam. Karena proteinnya tinggi yang bagus untuk pembentukan otot lebih cepat,” ungkapnya.
Saptadewi menegaskan bahwa kurangnya protein hewani bisa berdampak pada kesehatan mental seseorang. Beberapa masalah mental itu termasuk sifat moody, depresi, gelisah, mudah marah hingga insomnia. “Ini karena berkurangnya sintesis neurotransmitter dalam tubuh yang dipengaruhi oleh protein hewani. Jadi penting memperhatikan asupan daging, ikan dan susu Anda,” katanya.