TEMPO.CO, Jakarta - Anak sering bermimpi buruk, yakni mimpi yang menakutkan , membuat resah, hingga terbangun karenanya. Bahkan, anak dapat memanggil orang tua dan saat telah benar-benar terjaga teringat akan mimpinya.
Asosiasi Psikiatri Amerika mengatakan bahwa 10 sampai 50 persen anak-anak berusia 3-5 tahun akan mengalami mimpi buruk setidaknya sekali. Mengutip dari Today’s Parent, De Koninck, psikolog dari Universitas Ottawa di Kanada mengatakan 5 sampai 10 persen anak-anak pernah mengalami mimpi buruk sekali dalam seminggu.
Baca Juga:
Mimpi buruk ini bersifat genetik. Orang tua yang mengalami mimpi buruk, anak mereka dapat mengalaminya juga. Berdasarkan penelitian, anak-anak pada rentang usia 7-9 tahun paling banyak yang mengalami mimpi buruk.
Umumnya, anak mengalami mimpi buruk karena stres, ada perasaan takut atau khawatir yang dirasakan sebelum tidur. Hal ini dapat terjadi karena membaca buku cerita yang seram, diceritakan tentang tokoh yang menakutkan, ataupun menonton film. Jadi, jangan remehkan aktivitas anak sebelum tidur.
Mimpi buruk dapat mengganggu. Jika anak mengalami mimpi buruk, cobalah untuk menenangkannya, membuatnya merasa nyaman, dan menyuruhnya tidur kembali. Mimpi buruk mengurangi kualitas tidur dan berpengaruh pada kehidupan. Berikut langkah- langkah yang dapat dilakukan jika anak mengalami mimpi buruk.
-Coba menenangkannya dan membuatnya nyaman.
-Bimbing anak untuk rileks dengan menarik napas dalam- dalam.
-Minta anak untuk menceritakan apa yang dialami dalam mimpi buruknya.
-Minta anak untuk menggambarkan tokoh apa yang menakutkannya dalam mimpi.
-Beri pengertian bahwa itu hanya mimpi, tidak nyata dan tidak menyakitinya.
-Bacakan sebuah cerita yang menyenangkan dan membuatnya tertidur kembali.
-Mintalah anak untuk mengubah cerita itu menjadi menyenangkan.
-Temani anak hingga tertidur.
-Setelah anak tertidur biarkan ruangan dalam keadaan terang dan pintu terbuka. Jika sering mengalami mimpi buruk dan sangat menganggu, konsultasikan dengan dokter .