TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin pelaku vegetarian alias orang yang tidak mengonsumsi daging. Meskipun pola makan vegetarian sering dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah, penelitian terbaru menunjukan bahwa menjadi vegan juga bisa meningkatkan risiko stroke.
Hal tersebut dibuktikan dari penelitian oleh Universitas Oxford di Inggris sejak 2001 hingga 2019. Dalam studi yang diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ), sebanyak 48.188 orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung atau stroke diminta untuk menjalani dua gaya hidup.
Kelompok pertama, yakni 24.428 orang harus makan daging. Sedangkan sisanya wajib menjalani gaya hidup vegetarian, yang hanya mengonsumsi sayuran saja. Setelah 18 tahun, peneliti menemukan orang yang menerapkan pola vegetarian memiliki risiko 22 persen lebih rendah terkena penyakit jantung daripada pemakan daging. Meski demikian, para ahli juga mengamati jika pelaku vegetarian seperlima lebih mungkin menderita stroke daripada pemakan daging.
“Sebanyak 2.820 kasus penyakit jantung iskemik dan 1.072 kasus stroke tercatat di antara kelompok keseluruhan,” tulis penelitian yang dilansir dari situs Bloomberg itu.
Ternyata, penyebab utama risiko yang tinggi itu dikarenakan kurangnya konsumsi vitamin yang didapat dari sayuran. “Vegetarian memiliki tingkat sirkulasi beberapa nutrisi yang lebih rendah. Misalnya, vitamin B12, vitamin D, asam amino esensial, dan rantai panjang n-3 asam lemak tak jenuh ganda,” jelasnya.
Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti menyarankan agar para pelaku vegetarian menambah asupan vitamin secara personal. “Bisa dikonsumsi dalam bentuk pil jika tetap ingin menjadi seorang vegetarian,” tambahnya.