TEMPO.CO, Jakarta - Kasus alergi meningkat di seluruh dunia dari waktu ke waktu, termasuk di Indonesia. Alergi bersifat genetik, risiko jika kedua orang tua menderita alergi kemungkinan besar anak mengalami alergi.
Namun, tidak semua anak yang memiliki bawaan alergi pasti menderita alergi. Alergi ada pencetusnya.
Alergi sebenarnya reaksi dari kekebalan tubuh yang berlebihan. Kondisi ini tidak muncul tiba-tiba tapi melalui sejumlah tahap. Jika seseorang yang memiliki bakat alergi, saat zat itu masuk ke dalam tubuh untuk pertama kali, tidak akan ada reaksi apa pun. Reaksi baru akan muncul setelah zat itu terus-menerus masuk.
Tubuh memberikan reaksi yang berbeda dari normal saat menghadapi zat dari luar, seperti dari makanan,debu, obat-obatan, bulu unggas. Contoh jika anak alergi cokelat. Setelah makan cokelat dapat langsung gatal-gatal atau sesak napas karena tubuhnya menolak. Padahal cokelat adalah kudapan favorit yang menyenangkan.
Zat-zat pencetus alergi (alergen) di antaranya susu sapi, putih telur, kuning telur, daging ayam broiler, kacang tanah, ikan laut, kepiting, udang kecil, dan cokelat. Selain itu, juga bahan tambahan pada makanan, seperti bumbu, pengawet (benzoat), penyedap rasa, dan pewarna (tartrazin).
Alergen juga bisa dari faktor lingkungan, misalnya debu, asap rokok, bulu unggas, bulu anjing, bulu kucing. Alergi makanan biasanya menghilang pada kurun waktu tertentu.
Mencegah bukan berarti serbapantang memakannya. Jika terlalu pantang dapat menimbulkan kekurangan gizi, tapi lebih bijak memilah makanan yang sebanding.
Alergi tidak dapat disembuhkan total. Berikut beberapa tip mencegah timbulnya alergi, dilansir dari Web MD:
• Mengetahui kandungan makanan atau minuman dengan jelas sebelum memilihnya.
• Hindari makanan yang mengundang alergi.
• Hindari alergen atau zat pemicu alergi,. misalnya debu, asap rokok, bulu unggas, bulu anjing.
• Ibu hamil dan menyusui jangan berdiet.
• Hindari paparan asap rokok selama kehamilan dan selama anak berusia balita
• Berikan ASI pada bayi. ASI adalah asupan terbaik bagi bayi untuk mencegah alergi.
• Kenalkan makanan padat kepada bayi pada saat yang tepat, yakni usia 6 bulan. Terlalu cepat (sebelum tiga bulan) atau terlalu lambat (lebih dari enam bulan) memberikan makanan padat bisa meningkatkan risiko terkena eksem pada bayi.
• Selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
• Konsultasi pada ahli gizi untuk menyusun menu yang cocok dan seimbang.