TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki beragam jenis kopi dari Sabang hingga Merauke. Ini berarti, ladang usaha untuk kopi sangat besar dan bisa dikerjakan oleh banyak masyarakat di Tanah Air. Salah seorang yang mengambil kesempatan untuk mengembangkan kopi itu adalah John Chendra.
Ia telah memulai bisnis berjualan kopi sejak 30 tahun lalu. Sebelumnya, ia terlebih dulu menjalankan usaha lanjutan dari orang tua berupa toko oleh-oleh.
“Toko oleh-oleh sendiri tahun 1920-an. Tapi kami ekspansi ke penjualan kopi karena saya melihat potensi yang besar dari kopi Indonesia,” katanya dalam acara media gathering Tokopedia di Makassar pada 7 November 2019.
Rasa cinta kepada kopi dimulai dari keikutsertaannya dalam menimba ilmu kopi di luar negeri. Sepulangnya ke Indonesia, ia langsung bertekad untuk memajukan kopi asal daerahnya, Sulawesi.
“Kopi Ujung secara garis besar menawarkan kopi Toraja kepada khalayak luas. Kami berharap bisa menjadi titik temu antara produk berkualitas tinggi petani kopi di Toraja dengan para penikmat kopi Nusantara,” ungkapnya.
Kopi Ujung juga memperkenalkan speciality coffee ke seluruh Indonesia. “Specialty coffee adalah sebutan untuk kopi-kopi berkualitas tinggi. Dalam rentang nilai 0-100, nilainya harus di atas 80 poin, bijinya harus berkualitas dan tidak boleh ada yang cacat. Agar specialty coffee yang kami hasilkan selalu memiliki kualitas tinggi, kami banyak mencicipi kopi untuk mengenal dan memahami berbagai rasa,” jelasnya.
Kini, perkembangan Kopi Ujung rupanya terdengar oleh banyak orang dari daerah lain di Indonesia. Para pelanggan juga mulai menghubungi Chendra untuk memesan kopi. Omset jualan dari toko fisik pun mencapai puluhan juta rupiah.
Melihat antusiasme pelanggan yang tinggi, Chendra memutuskan untuk membuka toko Kopi Ujung di platform jual beli online pada 2014. Tak disangka, omsetnya pun bisa mencapai belasan juta per bulan.
“Sejak membuka usaha di platform jual beli online, omset Kopi Ujung telah mencapai sebesar 12 juta rupiah per bulan,” ungkapnya.