TEMPO.CO, Jakarta - Kanker limfoma hodgkin adalah masalah kesehatan yang menyerang kelenjar getah bening di leher dan kepala. Menurut data Globocan 2018, sebanyak 79.990 orang di dunia mengalami penyakit ini.
Di Indonesia sendiri, sebanyak 1.047 orang mengalaminya. Bahkan, setengah pasien kanker limfoma hodgkin itu juga diketahui meninggal dunia pada tahun yang sama.
Ketua Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) dan Persatuan Hematologi Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN), Tubagus Djumhana Atmakusuma, mengatakan bahwa salah satu penyebab kematian bisa disebabkan oleh informasi yang salah. Tak heran, ia pun membagikan beberapa mitos dan fakta seputar penyakit kanker limfoma hodgkin agar masyarakat tidak salah kaprah.
Mitos pertama: Tanda limfoma hanya berupa benjolan di leher
Menurut Tubagus, salah satu ciri utama kanker limfoma memang berupa benjolan di leher. Meski demikian, benjolan juga bisa muncul pada bagian tubuh yang memiliki kelenjar limfa, seperti di bawah ketiak dan selangkangan.
“Kalau seseorang sudah mengalami benjolan di titik-titik itu dan ditambah dengan keringat di malam hari, nafsu makan berkurang, dan mudah lelah, bisa jadi tanda limfoma dan harus segera dikonsultasikan ke dokter,” katanya dalam acara konferensi pers di Jakarta pada Rabu, 13 November 2019.
Mitos kedua: Pengobatan bisa dilakukan dengan obat alternatif
Banyak orang lebih memilih untuk menjalankan pengobatan alternatif. Padahal, ini tidak disarankan karena, khususnya penyakit kanker limfoma hodgkin, tidak bisa diatasi dengan cara alternatif.
“Pernah pasien saya pergi ke alternatif dan diberi suntikan hormon untuk mematikan sel-sel kanker. Ini salah karena hormon justru mengembangkan sel-sel kanker. Jadi, sebaiknya kita ikuti tenaga medis yang benar dengan obat-obatan agar tidak salah langkah,” ungkapnya.
Mitos ketiga: Kanker limfoma hodgkin bisa disembuhkan
Tubagus mengatakan bahwa tidak ada yang namanya sembuh dari penyakit kanker, termasuk limfoma hodgkin. Ia menjelaskan bahwa orang yang dinyatakan sembuh, bukan demikian namun penyakitnya telah berhasil di remisi atau dikendalikan.
“Tapi tidak menutup kemungkinan kalau sel kanker tersebut bisa kembali datang. Apalagi kalau gaya hidup yang diterapkan tidak baik,” jelasnya.
Mitos keempat: Pengobatan kanker limfoma hodgkin dapat menyebabkan kerontokan rambut
Bagi para wanita, rambut adalah mahkota. Tak heran, berbagai pengobatan kanker, termasuk limfoma hodgkin menjadi ketakutan tersendiri karena bisa merontokkan rambut. Namun, Tubagus mengatakan bahwa pengobatan kanker limfoma hodgkin tidak akan membuat seseorang kehilangan rambut bila dikerjakan dengan cara terapi Antibody Drug Conjugate. “Karena terapi ini hanya mematikan sel kanker dan bukan sel lainnya,” tegasnya.